Era modern yang saat ini sedang terjadi menawarkan berbagai macam pilihan gaya hidup. Tuntutan gaya hidup yang semakin lama semakin beragam mengharuskan anak muda untuk cerdas dalam mengelola keuangan. Kurangnya literasi keuangan membuat anak muda di Indonesia merasa kesulitan dalam hal finansial. Kebanyakan anak muda yang baru menerima uang dari gaji pertama atau bulanannya akan menggunakannya untuk memenuhi gaya hidup pergaulan mereka tanpa memikirkan hal yang bersifat jangka panjang. Hal ini lama kelamaan akan terasa ketika mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan mereka karena uang yang mereka dapat dihabiskan untuk memenuhi keinginan mereka.
Era digital menawarkan berbagai macam pilihan mudah untuk mengatur finansial, mulai dari menabung, investasi, dan konsumsi semuanya sudah bisa diakses melalui gawai. Ini adalah keuntungan anak muda jaman sekarang untuk bisa belajar mengenai finansial dengan lebih mudah. Dengan digitalisasi tersebut, seharusnya berbanding lurus dengan angka melek finansial yang dimiliki anak muda. Namun, menurut riset OCBC NISP Financial Fitness Index Terhadap generasi muda. Riset ini menunjukkan bahwa angka literasi finansial anak mudah masih tergolong rendah dengan skor 37,72. Skor ini cukup timpang dengan negara tetangga kita yaitu Singapura yang memiliki skor mencapai 61.
Dilansir dari Kompas.com yang diambil dari data BPS jumlah generasi Z (lahir 1997- 2012) memiliki persentase 27,94% (74,93 juta jiwa) dan generasi milenial (lahir 1981-1996) memiliki persentase 25,87% (69,38 juta jiwa). Menurut data ini bisa kita lihat bahwa populasi di Indonesia saat ini didominasi oleh anak muda. Dengan populasi yang mendominasi tentunya akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial dan ekonomi di Indonesia. Tentunya melek finansial sangat penting bagi anak muda di Indonesia, ketika anak muda dapat melek finansial dan memiliki kehidupan finansial yang baik akan membuat hidup mereka menjadi lebih sejahtera. Menurut IMF dan World Bank, indikator umum yang sering digunakan yang menunjukkan suatu negara dikatakan maju atau tidak diantaranya adalah tingkat GDP, Pendapatan per kapita, indeks literasi, tingkat harapan hidup, dan Human Development Index.
Dapat kita lihat bahwa melek finansial pada anak muda dapat berdampak besar terhadap kehidupan di suatu negara. Dengan anak muda yang melek finansial suatu negara dapat memiliki PDB Per Kapita yang tinggi, angka harapan hidup, Human Development Index juga akan meningkat. Meningkatnya beberapa faktor tersebut dalam suatu negara akan membuat negara bisa dikatakan negara maju. Oleh karena itu, literasi finansial harus terus digaungkan kepada anak muda agar anak muda dapat melek finansial dan turut berperan dalam membangun negara.
Anak muda sekarang kerap kali melakukan kesalahan dalam mengolah kemampuan finansialnya. Beberapa kesalahan yang sering mereka lakukan adalah dengan mengabaikan menabung, gaya hidup mewah, hingga tidak memiliki dana darurat. Kesalahan seperti ini harus segera diselesaikan agar anak muda bisa cepat melek finansial. Pentingnya manajemen resiko dan pengaturan cash flow sangat diperlukan oleh anak muda.
Hal pertama yang bisa dilakukan anak muda adalah dengan melakukan pengecekan pada status finansialnya. Dengan mengetahui keadaan finansialnya anak muda dapat merencanakan keuangan dengan baik. Perencanaan keuangan dengan baik inilah yang akan mengantarkan anak muda untuk bisa mencapai kemerdekaan finansial dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di masa depan.
Ada beberapa tahapan penting dalam menentukan skala prioritas perencanaan keuangan yang bisa diterapkan oleh anak muda. Prioritas pertama yang dapat diambil oleh anak muda adalah dengan memenuhi kebutuhan pokok dasar terlebih dahulu. Anak muda harus bisa menahan diri untuk memenuhi keinginan mereka terlebih dahulu. Prioritas kedua adalah dengan menyiapkan kebutuhan perlindungan dan dana darurat. Banyak hal di masa depan yang datangnya tidak kita sangka akan terjadi, seperti pada tahun 2020 muncul pandemi yang menyebar hingga seluruh dunia. Peristiwa yang bersifat darurat tersebut membuat kita harus mempunyai dana darurat agar bisa bertahan. Dengan tidak memiliki dana darurat kita akan kesusahan mendapat dana sehingga mengharuskan kita berhutang. Berhutang bagi anak muda adalah salah satu hal yang kurang dianjurkan. Prioritas ketiga adalah menyiapkan dana pensiun, pendidikan anak, dan mulai berinvestasi. Ini akan membantu anak muda lebih mudah di masa depan. Dengan mulai menyiapkan dana pensiun kita bisa menikmati masa tua tanpa harus merasa kekurangan. Dana pensiun bisa disusun dengan menghitung perkiraan pengeluaran bulanan nanti saat sudah memasuki masa pensiun. Dengan dana pensiun yang baik kita tidak perlu menggantungkan kebutuhan kita terhadap orang lain. Selain dana pensiun, dana pendidikan anak harus disiapkan sedini mungkin. Dana pendidikan anak harus dialokasikan mulai anak duduk di bangku sekolah dasar hingga duduk di bangku kuliah. Dalam menghitung dana pendidikan anak kita harus menghitung juga inflasi di masa yang akan datang. Dana pensiun dan dana pendidikan anak tersebut dapat anak muda kumpulkan melalui instrumen instrumen investasi.
Investasi menjadi salah satu cara yang digemari saat ini untuk mendapatkan dana tambahan. Dengan berinvestasi uang yang kita gunakan untuk berinvestasi akan menjadi berlipat dalam kurun waktu tertentu. Investasi memiliki banyak sekali jenis, seperti reksadana, saham, emas, obligasi, deposito berjangka, investasi properti, asuransi unit link, dan peer to peer lending. Investasi tidak semudah yang dibayangkan, dalam investasi banyak sekali faktor yang harus diperhatikan. Dalam berinvestasi kita harus memiliki wawasan tentang bidang yang akan kita gunakan untuk investasi. Dalam investasi kita harus memperhatikan profil risiko, tujuan, jangka waktu, dan lainnya.
Tidak hanya investasi, saat ini banyak sekali instrumen instrumen keuangan baru seiring dengan kemajuan digital. Beberapa diantaranya adalah cryptocurrency, mata uang digital ini cukup diminati dan bisa juga dijadikan sebagai instrumen investasi. Kemajuan digital ini membuat anak muda dapat dengan mudah menabung, berinvestasi, dan bertransaksi secara digital. Misalnya saja ketika anak muda ingin berinvestasi, bisa menggunakan aplikasi seperti Bibit dan Ternak Uang yang menyediakan layanan berupa investasi dan pengetahuan mengenai saham, reksadana dan sejenisnya.
Perencanaan keuangan yang baik didasari oleh literasi keuangan yang baik juga. Dengan melek finansial anak muda dapat memiliki perlindungan terhadap hal-hal yang bisa terjadi di masa depan. Anak muda juga bisa berkontribusi dalam pembangunan perekonomian negara.
Dalam mewujudkan anak muda yang melek finansial tentu tidak lepas dari peran pemerintah yang akan sangat membantu hal tersebut. Jika kita lihat pada saat anak sekolah di Indonesia tidak pernah mendapatkan literasi finansial. Oleh karena itu, ketika lulus sekolah dan sudah bekerja akan cenderung bingung untuk mengatur keuangan. Literasi keuangan ini sangat penting untuk dapat diajarkan bangku sekolah. Pemerintah harus mengkaji ulang isu sosial dan ekonomi dan bisa segera mengajarkan literasi finansial di bangku sekolah.