Agar bisnis mampu berkembang dan meraih kesuksesan, pebisnis tidak boleh hanya sekadar memikirkan tentang bagaimana cara produk bisa terjual saja. Namun, pebisnis juga harus membaca perilaku konsumen terkait respons terhadap produk atau jasa yang ditawarkan pada bisnisnya.
Sebagai contoh, kamu harus bisa memahami berapa banyak produk yang dibeli oleh konsumen di setiap transaksi. Hal ini berguna mengetahui manfaat apa saja yang bisa didapatkan oleh konsumen saat memutuskan untuk membeli produk dengan jumlah lebih dari satu. Nah, perilaku konsumen mengenai jumlah barang yang dibelinya tersebut telah dibahas pada teori marginal utility.
Tentunya, sebagai seorang pebisnis, kamu wajib mengetahui apa yang dimaksud dengan marginal utility, rumus, jenis, hingga contohnya. Nah, tanpa panjang lebar lagi, simak penjelasan lengkap mengenai marginal utility berikut ini.
Apa yang Dimaksud dengan Marginal Utility?
Apa yang Dimaksud dengan Marginal Utility?
Seperti yang sempat disinggung sedikit sebelumnya, teori marginal utility adalah kajian yang membahas mengenai perilaku konsumen, khususnya terkait kebiasaannya dalam membeli produk ketika bertransaksi.
Secara umum, teori tersebut perlu dipahami oleh pebisnis yang ingin tahu berapa banyak produk atau layanan yang biasanya dibeli oleh konsumen ketika berbelanja. Dengan begitu, secara tidak langsung informasi tersebut juga bisa menunjukkan manfaat apa saja yang bisa diperoleh oleh konsumen atau pembeli setelah memutuskan untuk membeli produk dengan jumlah di atas 1.
Dalam kata lain, marginal utility adalah perubahan nilai dari kepuasan yang didapatkan oleh konsumen ketika memiliki 2 atau lebih produk maupun jasa. Manfaat marginal utility memungkinkan para pebisnis atau pelaku usaha untuk membuat analisis terkait jumlah barang atau produk yang ingin dibeli oleh konsumennya. Melalui gagasan dari teori tersebut, para pebisnis dan pelaku usaha mampu menilai bagaimana tingkat kepuasan dari konsumen dan pengaruhnya dalam keputusan untuk membeli produk.
Secara umum, produk atau jasa yang baru dibeli pertama kali oleh konsumen memberi lebih banyak kegunaan atau utilitas ketimbang pembelian yang selanjutnya. Walaupun pada transaksi berikutnya nilai dari marginal utility cenderung menurun, namun hal ini tidak menutup kemungkinan pula jika pada jenis barang maupun jasa tertentu nilai dari marginal utility malah bisa meningkat.
Hal ini tentu saja bisa menambah jumlah pembelian produk yang dilakukan oleh konsumen pada transaksi berikutnya. Itulah mengapa memahami tentang teori dan manfaat marginal utility ini penting dilakukan oleh pelaku bisnis guna mengoptimalkan penjualan dan keuntungan yang bisa didapatkannya.
Sejarah Munculnya Teori Marginal Utility
Asal muasal munculnya teori marginal utility dimulai dari abad 18. Pada kala itu, seorang ekonom bernama Adam Smith mengemukakan tentang sebuah teori paradox nilai, atau bisa pula disebut sebagai teori paradoks berlian-air. Berdasarkan teori tersebut, Adam Smith menyatakan, walaupun air mempunyai manfaat dan peran yang jauh lebih penting terhadap kehidupan manusia, namun nilainya masih berada jauh di bawah nilai berlian.
Menanggapi teori paradoks tersebut, pada tahun 1870an, beberapa ekonom bernama William Stanley Jevons, Leon Walras, dan Carl Menger membalasnya dengan sebuah teori yang disebut marginal utility. Berdasarkan teori tersebut, bisa ditarik kesimpulan jika keputusan ekonomi bisa terjadi akibat marginal utility dan bukan dari utilitas total. Karena alasan itulah mengapa nilai dari berlian bisa jauh lebih tinggi dibanding air kendati peran dan manfaatnya terhadap kehidupan manusia jauh lebih penting.
Jenis dari Marginal Utility
Berdasarkan dari penilaian kepuasan pelanggan melalui indikator penambahan daya belinya terhadap suatu produk, konsep marginal utility bisa dibagi ke dalam 3 jenis, yaitu:
Jenis Marginal Utility | Penjelasan |
---|---|
Positif | Bisa terjadi saat pembelian barang dengan jumlah banyak dibarengi dengan peningkatan terhadap kepuasan konsumen. Dalam kata lain, bisa dibilang jika tingkat kepuasan konsumen akan menjadi lebih besar saat membeli serta menggunakan sebuah produk dengan jumlah yang jauh lebih banyak. |
Negatif | Bisa terjadi saat konsumen hanya melakukan pembelian beberapa produk dengan jumlah yang besar saja. Maksudnya, konsumsi atau penggunaan sebuah produk bakal mengakibatkan penurunan dari nilai kepuasan terhadap semua produk. Bisa dibilang jika pada kondisi marginal utility yang negatif ini kamu sebenarnya mempunyai kelebihan produk yang bisa membuat nilai lebih dari produk lainnya menjadi hilang atau berkurang. Jika dianalogikan, hal ini seperti saat kamu memakan 4 kue yang sama. Ketika memakan kue yang pertama, rasanya mungkin begitu lezat dan membuatmu ingin memakan kue yang selanjutnya. Namun, saat sudah makan kue yang keempat, kamu mungkin sudah tidak merasakan lagi kenikmatan kue tersebut, bahkan berhenti mengonsumsinya. |
Nol | Berarti tingkat kepuasan dari konsumen tidak berubah, sama, ataupun konstan ketika membeli barang dengan jumlah banyak ataupun sedikit. Nilai kepuasan konsumen yang tidak ada peningkatan alias tidak berubah ini meski sudah membeli maupun menggunakan barang dengan jumlah banyak tentu harus diperhatikan betul oleh bagi pihak produsen atau pemilik bisnis. Hal ini dikarenakan pada titik tersebut perlu tercipta iklim bisnis yang mampu membuat konsumen mendapatkan pengalaman positif atau kepuasan setelah membeli atau menggunakan produk yang dibelinya. |
Rumus Marginal Utility
Persamaan dari marginal utility diperoleh dengan menggunakan rumus:
MUX : MUY = PX : PY
Keterangan:
- MUX adalah marginal utility dari barang X
- MUY adalah marginal utility dari barang Y
- PX adalah harga setiap unit dari barang X
- PY adalah harga setiap unit dari barang Y
Berdasarkan rumus marginal utility tersebut, bisa diketahui jika ada pengurangan atau penambahan kepuasan konsumen setelah terdapat penambahan maupun pengurangan konsumsi sebuah produk, dan terjadi seiring dengan transaksi atau pembelian yang berikutnya.
Cara Meningkatkan Marginal Utility
Sebagai pihak penjual atau produsen, kamu tentu penasaran bagaimana cara agar nilai dari marginal utility bisa meningkat. Berikut adalah beberapa di antaranya.
- Melibatkan Konsumen pada Akun Media Sosial BisnisDengan membangun engagement dari para konsumen produk melalui sosial media, marginal utility bisnis bisa meningkat. Terlebih, pengaruh media sosial di zaman sekarang ini sangatlah masif sehingga perlu dimanfaatkan seoptimal mungkin guna kepentingan bisnis.
- Melakukan Kampanye IklanSelain itu, lakukan pula kampanye iklan melalui internet, seperti melalui layanan periklanan dari Facebook atau Google. Sisipkan tautan atau link menuju situs bisnis pada iklan tersebut, dan bila perlu cantumkan pula formulir survei untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk.
- Melakukan SurveiMelalui survei, kamu bisa mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap sebuah produk. Jika memungkinkan, cari tahu pula kontak dari pelanggan, seperti, nomor telepon atau e-mail agar bisa mendapatkan survei rutin terkait produk yang ditawarkan oleh bisnismu. Dengan begitu, feedback dari pihak konsumen bisa selalu didapatkan guna dievaluasi untuk memperbaiki kualitas produk.
Contoh Marginal Utility
Guna memahami lebih dalam tentang apa yang dimaksud dengan marginal utility, simak contoh berdasarkan jenisnya berikut ini.
- Contoh Marginal Utility yang NegatifMembeli telur dalam jumlah banyak memang cenderung lebih murah dan menguntungkan. Namun, hal tersebut tidak berlaku pada seseorang yang hidup seorang diri atau memiliki keluarga yang kecil. Membeli telur sebanyak 5kg, kendati lebih murah, tentu akan dihindari karena berisiko terbuang percuma dan malah merugikan.
- Contoh Marginal Utility yang PositifSementara contoh dari marginal utility yang positif adalah membeli kopi sebanyak 1 dus. Karena memiliki masa kedaluwarsa yang panjang dan bisa dikonsumsi oleh banyak orang, membeli kopi dalam jumlah banyak tentu lebih menguntungkan ketimbang membelinya per biji atau renteng.
- Contoh Marginal Utility yang NolUntuk contoh dari marginal utility nol adalah ketika kamu sedang memakan pizza dan sudah kenyang pada potongan pertama. Kamu bisa saja memakan lagi pizza potongan kedua maupun ketiga. Namun, karena sudah merasa kenyang, nilai tambah atau kepuasan pada pizza tersebut tidak akan bertambah.