Site icon Info Bet Gratis – Main Zeus Gacor

Malaysia Rugi USD 1,1 Miliar akibat Penambangan Kripto Ilegal, 14.000 Lokasi Terungkap

Jakarta – Malaysia mengalami kerugian energi besar akibat maraknya penambangan kripto ilegal yang mencuri listrik dalam skala masif. Tenaga Nasional Berhad (TNB) mencatat kerugian mencapai USD 1,1 miliar atau sekitar Rp 18,41 triliun, menurut laporan Kamis (20/11/2025).

Investigasi yang dilakukan sejak 2020 hingga Agustus 2025 menemukan hampir 14.000 lokasi penambangan ilegal di berbagai wilayah. Para pelaku menggunakan berbagai modus, mulai dari memodifikasi meteran listrik hingga membuat sambungan langsung ke jaringan tanpa pengukuran resmi. Banyak operasi disamarkan sebagai rumah tinggal dan ruko.

Kebutuhan energi yang sangat besar untuk proses penambangan kripto membuat para pelaku memilih mencuri listrik. Perhitungan matematis kompleks dalam mining membuat konsumsi listrik per transaksi sangat tinggi, setara penggunaan rumah tangga selama berminggu-minggu.

Pemerintah Malaysia Bentuk Satgas Khusus

Untuk menghentikan kerugian besar tersebut, pemerintah Malaysia membentuk satuan tugas gabungan melibatkan TNB, kepolisian, regulator telekomunikasi, hingga lembaga antikorupsi. Serangkaian penggerebekan berhasil mengungkap metode pencurian yang semakin canggih dan menyita ribuan perangkat mining.

Teknologi pemantauan baru kini diterapkan untuk memperkuat pengawasan dan mencegah pencurian energi yang serupa.

Dampak ke Industri Kripto Global

Fenomena ini memicu perhatian investor kripto legal, karena penambangan ilegal tidak hanya merugikan negara tetapi juga mencoreng citra industri kripto. Penggunaan perangkat lama yang boros energi turut memperparah dampak lingkungan.

Pengamat memperkirakan kasus Malaysia akan mendorong banyak negara memperketat regulasi kripto, termasuk kewajiban pelaporan penggunaan energi dan peningkatan kerja sama internasional.

Exit mobile version