Lebih dari 5.000 Siswa Keracunan Program MBG, Pemerintah Akui Lemahnya Pengawasan

Diposting pada

Jakarta – Kasus keracunan massal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) mencuatkan sorotan tajam terhadap sistem pengadaan dan distribusi makanan. Hingga September 2025, lebih dari 5.000 siswa di berbagai daerah, dengan kasus terbesar di Jawa Barat, menjadi korban.

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) M Qodari menyebut data dari BGN, Kemenkes, dan BPOM menunjukkan angka keracunan serupa, yakni sekitar 5.000 korban. Insiden diduga terjadi akibat lemahnya uji kualitas, penggunaan bahan mendekati kedaluwarsa, hingga keterlibatan vendor tanpa sertifikasi higienitas.

Badan Gizi Nasional (BGN) menemukan adanya keteledoran Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di lapangan. Dari 1.379 SPPG, hanya 312 yang menjalankan SOP Keamanan Pangan. Bahkan, dari total 8.583 SPPG di Indonesia, baru 34 yang memiliki Sertifikasi Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) dari Kemenkes.

Kepala BGN Dadan Hindayana mencatat ada 4.711 korban yang masuk kategori kejadian luar biasa (KLB) sejak MBG berjalan Januari 2025. Ia menegaskan evaluasi menyeluruh akan dilakukan, termasuk penghentian sementara SPPG yang bermasalah.

Kasus ini menegaskan masih lemahnya pengawasan, aktivasi regulasi, serta kepatuhan dalam program strategis nasional yang bertujuan meningkatkan gizi masyarakat.