Investasi merupakakan salah satu aktivitas penting di dalam keuangan. Setiap orang menjalankan kegiatan ini untuk mendukung kesuksesan keuangan.
Namun faktanya, masih banyak orang yang tidak melakukan investasi meski sudah memiliki penghasilan memadai. Salah satunya karena ketidaktahuan mereka untuk memulai investasi.
Menunda investasi, sama saja dengan menunda peluang datangnya keuntungan untuk masa depan keuangan kamu. Investasi saat ini bisa dilakukan siapapun, termasuk kamu yang bergaji pas-pasan.
Investasi tidak membutuhkan modal besar. Tetapi, bisa dimulai dengan modal terjangkau, mulai dari Rp 10 ribu dengan keuntungan yang sepadan dengan risiko yang diambil.
Berikut tips memulai investasi agar keuangan memadai di masa depan:
Memulai investasi
- Mulai sekarang juga
Tak perlu menunggu punya modal besar atau pengetahuan luar biasa untuk memulai investasi. Kesuksesan investasi akan sangat dipengaruhi oleh waktu.
Semakin cepat kamu memulai investasi, semakin baik. Jika memulai investasi di awal-awal kerja usia 20 tahunan, pasti investasi tersebut sudah semakin bertumbuh dan berkembang.
Portofolio investasi sudah banyak, keuntungan besar, serta ilmu dan pengalaman pun semakin terasah. Sebab, investasi yang baik adalah investasi jangka panjang yang mampu memberikan return maksimal.
- Sisihkan 10% setiap bulan
Investasi bukanlah sesuatu yang bisa segera menghasilkan keuntungan atau instan. Jadi, hindari investasi dengan modal pinjaman atau utang.
Kamu harus memiliki bujet khusus investasi dari gaji atau penghasilan. Besaran idealnya sekitar 10% dari gaji sebulan untuk investasi.
Tips yang satu ini harus dilakukan secara konsisten dan disiplin. Jika tidak, maka kamu tidak akan memperoleh hasil maksimal dalam investasi.
- Menetapkan target yang jelas
Apa yang ingin kamu capai dalam investasi dan bagaimana cara menggapainya? Kedua pertanyaan ini sangat penting untuk dijawab sejak awal.
Target investasi yang jelas sejak awal, akan membantumu lebih mudah untuk memulai investasi, seperti memilih instrumen yang tepat, menyiapkan modal, bahkan mengelolanya dengan maksimal.
- Pahami risiko investasi pada instrumen pilihanmu
Banyak instrumen investasi yang bisa dipilih sesuai target dan kondisi keuangan, serta profil risikomu. Misalnya, ingin menyiapkan dana liburan dalam 2 tahun, tetapi kamu tipe orang yang konservatif dan hanya mampu menyisihkan Rp 200 ribu per bulan.
Kamu dapat memilih instrumen investasi reksadana pasar uang ataupun reksadana pendapatan tetap. Setelah mendapatkan yang tepat, kamu juga perlu memahami risiko jenis reksadana tersebut agar dapat mengatasi risikonya.
Risiko investasi
- Lakukan diversifikasi investasi
Setiap investasi, perlu melakukan diversifikasi. Tujuannya agar tidak menaruh telur di keranjang yang sama. Jika sudah investasi di reksadana pendapatan tetap, langkah diversifikasi adalah investasi pada instrumen lain, sehingga dapat mengkover kerugian apabila salah satu investasi mengalami penurunan nilai.
Misalnya diversifikasi investasi di obligasi pemerintah. Ketika nilai reksadana sedang susut, obligasi pemerintah tetap aman karena bunga atau kuponnya dijamin negara.
- Cek dan evaluasi portofolio secara berkala
Investasi selalu membutuhkan pengawasan dan penanganan yang tepat. Tidak mudah puas dan hanya menunggu hasil investasi saja.
Meski berjalan dengan baik, pastikan kamu melakukan evaluasi secara berkala pada investasi tersebut. Kamu perlu melihat perkembangannya, termasuk risiko yang mungkin terjadi ke depannya.
- Investasi juga ada pajaknya
Selain poin di atas, kamu juga harus memperhatikan pajak yang dikenakan. Jadi, tidak hanya biaya-biaya yang mungkin timbul, seperti biaya administrasi, biaya transaksi, dan sebagainya.
Beberapa instrumen investasi dikenakan pajak. Sebagai contoh, investasi obligasi pemerintah dipungut pajak penghasilan final sebesar 10%, seperti ORI. Investasi deposito, kena pajak 20%, investasi saham 0,1% untuk transaksi penjualan dan PPh Final 10% untuk penerimaan dividen.
Sedangkan investasi reksadana bebas pajak. Artinya, hasil keuntungan dan penjualan kembali reksadana bukan merupakan objek pajak atau tidak dipungut pajak.