Langka! Macan Tutul Jawa Terekam Kamera di Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Diposting pada

Bogor, 16 Maret 2025 β€” Harapan baru bagi konservasi satwa liar di Pulau Jawa! Seekor Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas), predator puncak dan satwa endemik yang sangat langka, berhasil terekam kamera trap oleh tim petugas Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

Rekaman langka ini diperoleh dari kamera yang dipasang secara strategis di jalur lintasan satwa pada 16 Maret 2025, dan diumumkan kepada publik melalui unggahan resmi Instagram TNGHS pada Rabu, 14 Mei 2025.

πŸ—£οΈ Pemantauan ini dilakukan untuk mengevaluasi kondisi ekosistem dan efektivitas upaya konservasi habitat serta spesies kunci,” tulis TNGHS.

🐾 Si Matulja, Sang Penguasa Hutan Jawa

Macan Tutul Jawa, atau biasa disebut Matulja, adalah spesies kucing besar endemik Pulau Jawa. Satwa ini merupakan predator puncak di banyak kawasan hutan, berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Matulja memiliki dua variasi warna:

  • πŸŒ• Macan tutul: warna terang dengan pola tutul khas.
  • πŸŒ‘ Macan kumbang: warna gelap pekat akibat melanisme, namun tetap memiliki pola tutul yang bisa terlihat dalam pencahayaan tertentu.

🌍 Habitat dan Sebaran

Macan tutul Jawa hanya dapat ditemukan di lokasi geografis terbatas, seperti:

  • 🏞️ Taman Nasional Ujung Kulon
  • 🌿 Taman Nasional Gunung Halimun Salak
  • 🐾 Taman Nasional Meru Betiri
  • πŸƒ Taman Nasional Alas Purwo
  • 🏝️ Pulau Kangean dan Nusakambangan

Sebagian besar hidup di hutan konservasi, menjadikan kawasan seperti TNGHS sebagai benteng terakhir kelangsungan hidup mereka.

πŸ” Harapan Baru Konservasi

Kemunculan Matulja di kamera merupakan bukti bahwa upaya perlindungan habitat dan populasi liar membuahkan hasil. Hal ini juga menjadi momentum penting untuk memperkuat:

  • Perlindungan jalur perlintasan satwa
  • Penegakan hukum terhadap perburuan liar
  • Edukasi publik tentang pentingnya keanekaragaman hayati

πŸ† β€œMacan tutul bukan hanya lambang kekuatan alam, tapi juga cermin dari kesehatan hutan kita. Menjaga mereka berarti menjaga masa depan ekosistem Pulau Jawa,” ujar seorang pemerhati satwa liar dari Conservation.id.