Jakarta – Bursa kripto Kraken berhasil meraih pendanaan tahap kedua senilai USD 800 juta atau sekitar Rp 13,37 triliun, mendorong valuasi perusahaan melonjak menjadi USD 20 miliar (Rp 334,39 triliun). Kenaikan valuasi 33% dalam kurang dari dua bulan ini terjadi di tengah meningkatnya minat investor terhadap perusahaan aset digital.
Dikutip dari Channel News Asia, Rabu (19/11/2025), pendanaan ini mengikuti gelombang regulasi pro-kripto di bawah pemerintahan Presiden AS Donald Trump, yang berjanji memberikan aturan lebih jelas bagi industri aset digital. Kebijakan tersebut telah menguntungkan sejumlah perusahaan seperti Gemini, Coinbase, dan Ripple.
Pendanaan tahap pertama Kraken dipimpin oleh investor institusional termasuk Jane Street, HSG, Oppenheimer Alternative Investment Management, serta Tribe Capital yang turut didirikan oleh Co-CEO Kraken, Arjun Sethi. Pada tahap kedua, Citadel Securities mengucurkan investasi strategis sebesar USD 200 juta.
Nilai pendanaan Kraken jauh melampaui perusahaan kripto lain yang baru melantai di bursa seperti Bullish dan Gemini, yang sahamnya kini menurun setelah performa awal yang kuat. Hal ini menyoroti tantangan perusahaan kripto dalam mempertahankan kinerja di bawah pengawasan pasar publik.
Pengumuman pendanaan datang di tengah fluktuasi harga kripto global, dipicu keraguan pasar terhadap prospek penurunan suku bunga AS. Meski demikian, Kraken terus memperluas bisnisnya. Bulan lalu, Kraken mengakuisisi Small Exchange dari grup IG senilai USD 100 juta untuk memperkuat lini derivatif sepenuhnya berbasis AS.
Pendanaan terbaru ini juga melanjutkan penggalangan dana sebelumnya pada September yang memberi Kraken valuasi USD 15 miliar. Industri kripto sendiri tengah menarik lebih banyak modal akibat regulasi yang lebih jelas dan adopsi institusional yang terus tumbuh.
Sejumlah perusahaan seperti Circle, Figure, dan Bullish telah memanfaatkan momentum ini dengan melantai di bursa AS dan meraih sambutan positif saat debut pasar.