Jakarta – Banjir bandang dan longsor di berbagai wilayah Sumatera memicu polemik setelah dua pejabat pemerintah mengeluarkan pernyataan yang menuai kritik publik. Kontroversi berawal dari video viral yang menampilkan kayu gelondongan besar terseret banjir di Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah.
Dirjen Gakkum Kemenhut Dwi Januanto Nugroho awalnya menyebut kayu tersebut kemungkinan berasal dari pohon lapuk dan tumbang secara alami, serta dari area Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) di Areal Penggunaan Lain (APL). Pernyataan ini dinilai tidak masuk akal oleh warganet lantaran kayu terlihat terpotong rapi.
Dwi kemudian memberikan klarifikasi, menegaskan bahwa Kemenhut tidak menutup kemungkinan adanya illegal logging, termasuk pencucian kayu melalui penyalahgunaan dokumen PHAT. Ia juga mengungkap berbagai kasus kayu ilegal yang berhasil diungkap Gakkum sepanjang 2025 di Aceh, Solok, Mentawai, hingga Tapanuli Selatan.
Kontroversi semakin melebar setelah Kepala BNPB Suharyanto menyatakan bahwa banjir Sumatera belum memenuhi kriteria sebagai bencana nasional, dibandingkan kasus seperti tsunami 2004 dan pandemi Covid-19. Pernyataan ini menuai kritik, hingga akhirnya Suharyanto meminta maaf kepada Bupati Tapanuli Selatan setelah melihat langsung kondisi lapangan yang jauh lebih parah dari dugaan awal.
Update Korban Banjir dan Longsor Sumatera
BNPB merilis data terbaru per 1 Desember 2025:
- Total meninggal: 442 jiwa
- Total hilang: 402 jiwa
Sebaran korban:
Sumatera Utara
- Meninggal: 217 jiwa
- Hilang: 209 jiwa
- Pengungsi: lebih dari 17.000 jiwa di berbagai daerah, termasuk Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Sibolga, Humbahas, dan lainnya.
Aceh
- Meninggal: 96 jiwa
- Hilang: 75 jiwa
- Pengungsi: sekitar 62.000 keluarga di 11 kabupaten/kota.
Sumatera Barat
- Meninggal: 129 jiwa
- Hilang: 118 jiwa
- Pengungsi: lebih dari 77.000 jiwa di berbagai wilayah, termasuk Agam, Padang, Tanah Datar, Solok, dan Pesisir Selatan.
BNPB menegaskan seluruh unsur pemerintah pusat dan daerah, TNI–Polri, Basarnas, kementerian/lembaga, hingga relawan terus bekerja mempercepat pencarian korban serta pemulihan akses wilayah terdampak pada hari ke-7 status darurat bencana.

