Konsistensi Jadi Kunci: Ketum TP PKK Dorong Penyelarasan Hasil Rakernas X 2025

Diposting pada

Ketua Umum (Ketum) Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Tri Tito Karnavian kembali menekankan pentingnya penyamaan pemahaman serta konsistensi dalam menerapkan hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) X tahun 2025.

Hal tersebut disampaikan Tri saat membuka sekaligus memberikan arahan kepada seluruh TP PKK se-Indonesia dalam acara Sosialisasi Hasil Rakernas X PKK Tahun 2025 yang digelar secara daring. Kegiatan ini berlangsung hybrid dari Graha Sabha Wanua Gedung C, Kantor Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Pemerintahan Desa (Pemdes) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Selasa (11/11/2025). Selain melalui Zoom Meeting, acara juga disiarkan melalui kanal YouTube TP PKK Pusat.

“Alhamdulillah kita tak henti-hentinya mengucapkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kita semua dalam keadaan sehat walafiat. Hari ini [kita berkumpul] dalam rangka mengikuti kegiatan sosialisasi hasil rapat nasional ke-10 PKK tahun 2025,” katanya.

Dokumen Hasil Rakernas sebagai Arah Gerakan Bersama

Tri menjelaskan bahwa hasil Rakernas dituangkan dalam tiga dokumen utama. Pertama, Rencana Induk Gerakan PKK Tahun 2025–2029. Kedua, Dokumen Strategi Gerakan PKK. Ketiga, Petunjuk Teknis Tata Kelola Kelembagaan Gerakan PKK. Ketiga dokumen tersebut telah disahkan melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri) Nomor 400.7-3465 Tahun 2025 tentang Pengesahan Keputusan Ketum TP PKK tentang Hasil Rapat Kerja Nasional X PKK Tahun 2025.

Dokumen tersebut menjadi acuan bagi seluruh TP PKK di semua jenjang dalam penataan kelembagaan serta perencanaan program dan kegiatan yang akan datang. Namun, Tri menegaskan bahwa hasil Rakernas bukan sekadar dokumen administratif, melainkan arah gerakan bersama yang harus dipahami. Dokumen itu juga perlu dijalankan secara terukur, konsisten, dan berkesinambungan mulai dari tingkat pusat hingga desa, kelurahan, dan dasawisma.

“Kita mengetahui gerakan PKK ini adalah kekuatan organisasi yang sangat besar, karena struktur kelembagaannya lengkap, mulai tingkat pusat sampai tingkat yang paling dekat ke masyarakat yaitu dasawisma. Namun kekuatan tersebut tidak bermakna kalau kita tidak bersama-sama dalam melangkah,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia meminta seluruh kader TP PKK untuk bekerja dengan kesungguhan, keuletan, dan komitmen tinggi. Sosialisasi ini penting untuk menyamakan pemahaman, memperjelas tugas dan peran, serta memastikan konsistensi dalam pelaksanaan program. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana menjawab berbagai pertanyaan dari daerah terkait pelaksanaan gerakan PKK, khususnya mengenai tata kelola kelembagaan.

“Agar seluruh pengurus paham secara utuh apa saja tugas dan kewajiban kita sebagai pengurus dan penggerak PKK dalam menjalani amanah sebagai mitra pemerintah. Untuk ikut berperan menyukseskan semua program-program yang sudah dibuat oleh RPJMN dari 2025 sampai 2029,” ungkapnya.

Tri berharap kegiatan ini tidak berhenti pada pemahaman, tetapi harus dilanjutkan dengan tindakan konkret yang memberi manfaat langsung kepada masyarakat. Ia menegaskan bahwa amanah penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada program PKK harus dipertanggungjawabkan agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat, dari tingkat pusat, provinsi, kota/kabupaten, hingga dasawisma.

“Agar kita bisa mencapai tujuan organisasi PKK ini dalam memberdayakan dan menyejahterakan masyarakat secara luas,” imbuhnya.

Adaptasi PKK Menghadapi Tantangan ke Depan

Tri juga mengingatkan bahwa tahun-tahun mendatang akan menghadirkan tantangan dan peluang baru bagi gerakan PKK. Karena itu, kader PKK harus lebih adaptif, peka, dan kolaboratif, serta tetap konsisten menjaga PKK sebagai gerakan masyarakat untuk pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga.

Mengakhiri sambutannya, Tri menegaskan kembali bahwa PKK sebagai mitra pemerintah memiliki peran penting dalam menyukseskan program-program nasional. Ia juga berpesan agar semua kader menjaga marwah, etika, dan integritas dalam pelaksanaan program.

“Saya mengajak kita semua menghidupkan kembali semangat penggerak dalam diri masing-masing, pengurus dan kader, bahwa kita adalah menjadi agen pembangunan untuk melaksanakan semua amanah yang diberikan kepada kita,” pungkasnya.