Konflik Iran-Israel Memasuki Hari ke-7, Ketegangan Kian Memuncak dan Korban Terus Bertambah

Diposting pada

Jakarta, 19 Juni 2025 — Konflik bersenjata antara Iran dan Israel memasuki hari ketujuh dengan eskalasi serangan paling intens dalam sejarah kedua negara. Serangan terbaru dilaporkan terjadi di berbagai wilayah, termasuk Teheran dan Israel utara, menambah kekhawatiran global akan potensi meluasnya konflik ke seluruh kawasan Timur Tengah.

Militer Israel mengklaim telah meluncurkan serangan udara ke sejumlah titik strategis di Iran, termasuk markas besar keamanan internal rezim dan fasilitas nuklir. Iran merespons dengan meluncurkan rudal hipersonik Fattah dan rudal balistik Sejjil, yang diklaim mampu menembus sistem pertahanan Israel. Sejauh ini, sekitar 400 rudal dan 1.000 drone telah ditembakkan Iran, dengan 20 di antaranya mengenai wilayah sipil Israel.

Iran mengalami pemadaman internet nasional hampir total, disinyalir sebagai tindakan pengamanan usai sistem komunikasi mereka diduga dimanfaatkan untuk keperluan militer oleh Israel. Media pemerintah juga mengklaim siaran mereka sempat diretas.

Presiden AS Donald Trump menyatakan mempertimbangkan ikut campur dalam konflik, seraya menyebut Iran ingin bernegosiasi—klaim yang segera dibantah pejabat Teheran. Di sisi lain, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan AS bahwa intervensi militer akan menimbulkan “kerusakan tak dapat diperbaiki.”

Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan diri sebagai mediator perdamaian, meskipun perannya dipertanyakan mengingat konflik di Ukraina. Ayatollah Agung Ali Sistani dari Irak turut memperingatkan agar tidak menargetkan pemimpin spiritual Iran, guna mencegah kekacauan di kawasan.

Dampak serangan juga merusak sejumlah kota besar di Israel, termasuk Tel Aviv dan Beersheba, di mana rumah sakit utama Soroka Medical Center mengalami kerusakan dan puluhan warga terluka.

Hingga kini, korban jiwa dilaporkan mencapai 224 orang di Iran dan 24 orang di Israel, dengan ratusan lainnya luka-luka. Ketegangan masih tinggi dan komunitas internasional terus menyerukan penyelesaian damai guna mencegah perang regional yang lebih luas.