Kim Jong Un Dorong Korea Utara Tingkatkan Produksi Amunisi Artileri

Diposting pada

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyerukan agar industri persenjataan negaranya meningkatkan produksi amunisi artileri. Demikian disampaikan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada Rabu (7/5/2025).

KCNA menyebutkan bahwa Kim Jong Un, selama kunjungannya baru-baru ini ke beberapa pabrik amunisi dan mesin yang tidak disebutkan lokasinya, memuji upaya modernisasi yang menurut mereka telah memungkinkan fasilitas-fasilitas itu menggandakan kapasitas produksi amunisi artileri tahunannya.

Kim Jong Un mendesak para pekerja untuk mempercepat produksi amunisi artileri karena menurutnya hal ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan tempur angkatan bersenjata Korea Utara. Dia juga mendorong pengembangan mesin-mesin yang lebih canggih guna meningkatkan jumlah amunisi yang dapat diproduksi. Namun, KCNA tidak melaporkan adanya pernyataan Kim Jong Un terkait dukungannya terhadap invasi Rusia ke Ukraina. Demikian seperti dilansir AP.

Penilaian intelijen Korea Selatan menyebutkan bahwa Korea Utara telah mengirim sekitar 15.000 tentara ke Rusia dan hampir 5.000 dari mereka telah tewas atau terluka dalam pertempuran melawan pasukan Ukraina.

Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan menuduh Korea Utara telah memasok berbagai jenis perlengkapan militer kepada Rusia, termasuk sistem artileri, peluru, dan rudal balistik.

Setelah sebelumnya membantah keterlibatannya dalam perang selama berbulan-bulan, Korea Utara bulan lalu untuk pertama kalinya mengonfirmasi bahwa mereka telah mengirim pasukan tempur untuk membantu Rusia merebut kembali sebagian wilayah Kursk, yang sebelumnya direbut oleh serangan mendadak Ukraina tahun lalu. Rusia mengakui pula keterlibatan Korea Utara, di mana Presiden Vladimir Putin mengeluarkan pernyataan yang berterima kasih kepada Korea Utara atas pengiriman pasukan untuk mendukung tentaranya dan berjanji tidak akan melupakan pengorbanan mereka.

Kompensasi untuk Korea Utara

Dalam sebuah pengarahan tertutup kepada para anggota parlemen bulan lalu, Badan Intelijen Nasional Korea Selatan mengungkapkan bahwa mereka percaya Korea Utara telah mengirim sekitar 15.000 pekerja ke Rusia di bawah program kerja sama industri bilateral.

Meskipun nilai dari artileri dan rudal Korea Utara yang disuplai ke Rusia kemungkinan mencapai miliaran dolar, lembaga tersebut menyebutkan belum ada tanda-tanda bahwa Rusia telah memberikan pembayaran tunai secara langsung sebagai imbalannya.

Sebagai gantinya, menurut penilaian tersebut , Rusia kemungkinan telah memberi kompensasi kepada Korea Utara berupa rudal pertahanan udara, peralatan perang elektronik, drone, dan teknologi untuk peluncuran satelit mata-mata.