Kepala BNPB Beberkan Prioritas Utama Penanganan Banjir di Tapanuli Tengah: Pulihkan Listrik dan Jalan

Diposting pada

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto bersama Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Pratikno bertolak ke Kabupaten Tapanuli Tengah pada Minggu (30/11/2025). Mereka ingin memastikan penanganan darurat bencana banjir dan longsor di Tapanuli Tengah berjalan dengan baik.

Setibanya di Tapanuli Tengah, Kepala BNPB bersama Menko PMK menuju GOR Pandan di Kecamatan Pandan, Tapanuli Tengah untuk berkoordinasi terkait percepatan penanganan darurat banjir dan longsor dengan Pemerintah Daerah setempat. Pada kesempatan itu, hadir Sekda Tapanuli Tengah dan Wali kota Sibolga.

Kepada Suharyanto dan Praktikno, Pemerintah Daerah Tapanuli Tengah melaporkan kendala yang dihadapi dalam upaya penanganan darurat saat ini berupa matinya jaringan listrik.

Ketiadaan jaringan listrik ini yang membuat kontak masyarakat kepada sanak saudara terputus. Pemulihan jaringan listrik di Tapanuli Tengah membutuhkan sarana helikopter untuk menjangkau kerusakan-kerusakan di daerah terpencil.

Suharyanto langsung menghubungi Direktur Utama PLN dan berkomitmen untuk memfasilitasi tim teknisi PLN dengan helikopter untuk menuju ke titik kerusakan di lokasi yang jauh.

“Kami ada heli di bandara Pinangsori dan bandara Silangit, nanti silakan sampaikan kepada timnya, BNPB akan siapkan helinya untuk kegiatan perbaikan listrik,” kata Suharyanto dalam sambungan telepon bersama Direktur Utama PLN.

“Yang penting, perbaikan jaringan listrik ini harus segera karena ketiadaan listrik sangat berpengaruh pada suplai air bersih, internet, hingga distribusi BBM,” tegas Suharyanto.

Usai berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat, Kepala BNPB dan Menko PMK melanjutkan perjalanan ke wilayah terdampak di Tapanuli Selatan.

Suharyanto dan Pratikno menyaksikan sendiri, kerusakan rumah-rumah, peralatan, dan kendaraan akibat banjir di Desa Hotagodang, Batangtoru, Tapanuli Selatan. Tampaknya kondisi pascabanjir di wilayah ini cukup masif. Arus deras air membawa material lumpur dan batang kayu ke wilayah permukiman warga.

Di posko lapangan, Kepala BNPB menyampaikan agar tim darurat memprioritaskan wilayah tersebut untuk melakukan pembersihan dengan menurunkan alat berat khusus untuk membersihkan kayu-kayu besar.

Situasi Lokasi terdampak

Tapanuli Tengah merupakan wilayah terdampak banjir dan longsor yang cukup parah. Data yang dihimpun oleh BNPB per Minggu (30/11) pukul 17.00 WIB, jumlah korban jiwa akibat banjir dan longsor di sini yaitu 73 orang meninggal dunia, 104 orang dalam pencarian, dan 508 orang mengalami luka-luka.

Saat ini, Tapanuli Tengah telah dapat dijangkau melalui akses udara dari Tapanuli Utara. Jalur darat menuju Tapanuli Tengah melalui Terutung-Sibolga belum dapat diakses karena di beberapa titik, material longsor masih menutupi badan jalan.

Sementara itu, pemutakhiran data korban pada wilayah terdampak banjir dai Tapanuli Selatan yaitu 52 jiwa meninggal dunia, 48 orang dilaporkan hilang, dan 58 orang butuh perawatan.

Suharyanto mejelaskan, meskipun dampak bencana di Tapanuli Selatan cukup besar namun situasi telah kondusif. Akses jalan darat dapat dilewati. Jaringan listrik, internet, air masih berjalan.

Kepala BNPB memprioritaskan wilayah tersebut untuk melakukan pembersihan dengan menurunkan alat berat khusus untuk membersihkan kayu-kayu besar.

Dukungan Operasional Penanganan Darurat

Percepatan penanganan darurat, baik operasi pencarian dan pertolongan, pemenuhan kebutuhan dasar, dan pemulihan akses transportasi dan komunikasi menjadi fokus BNPB saat ini.

BNPB kembali mendistribusi bantuan logistik dan permakanan untuk masyarakat di wilayah terdampak banjir dan longsor.

Untuk Tapanuli Tengah, sembilan unit genset dan starlink telah diterbangkan dari bandara Silangit ke Pinansori. Bantuan permakanan di-drop dari udara. Perlatan ini guna mendukung percepatan pemulihan jalur komunikasi yang sempat terputus saat itu.

Untuk Tapanuli Selatan, selain logistik permakanan, BNPB akan mengirimkan 100 chainshow. Hal ini berdasarkan permintaan Bupati Tapanuli Selatan yang membutuhkan alat pemotong kayu untuk kegiatan pembersihan lingkungan pascabanjir.