Sejak pertama kali dikenalkan ke masyarakat melalui sebuah token bernama Bitcoin, perkembangan dan inovasi yang muncul dalam dunia cryptocurrency seakan tidak pernah ada habisnya. Tidak hanya banyak jenis token crypto lain yang bermunculan, sistem protokol dalam jaringan aset digital tersebut juga kian beragam dengan kelebihan dan keunikannya tersendiri.
Salah satu contohnya adalah sebuah protokol yang dikenal dengan nama Ren atau REN. Secara umum, protocol Ren merupakan jaringan terbuka yang diciptakan dan dibangun guna menyediakan fasilitas interoperabilitas serta likuiditas antar sejumlah platform blockchain. Di samping itu, protokol Ren juga meluncurkan token bernama REN Coin dengan kegunaan khusus pada sistem protokol tersebut dan tentunya bisa menjadi instrumen trading.
Lalu, apa sih yang sebenarnya dimaksud dengan Ren Protocol ini? Selain itu, bagaimana cara kerja, sejarah perkembangan, keunikan, hingga value yang dimiliki oleh Ren dan REN Coin? Nah, jika ingin tahu lebih lanjut tentang apa itu Ren Protocol, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Pengertian Ren Protocol
Ren, atau bisa juga disebut sebagai REN, merupakan protokol jaringan open source yang diciptakan atau dibangun untuk menawarkan interoperabilitas serta likuiditas antara sejumlah platform blockchain. Sebelumnya, protokol ini dikenal dengan nama Republic Protocol.
Protokol ini telah meluncurkan sebuah mesin virtual main net-nya dan diberi nama RenVM pada bulan Mei 2020. Langkah tersebut dilakukannya setelah merampungkan penawaran koin atau ICO awal seharga 4 juta USD atau setara kira-kira 59 miliar Rupiah pada tahun 2018.
Protokol Ren juga telah meluncurkan token aslinya bernama REN atau REN Coin. Fungsi dari token tersebut adalah untuk ikatan pada node yang bertugas menjalankan daya dari RenVM. Node tersebut dikenal dengan sebutan Darknodes.
Secara umum, peran dari adanya protokol Ren ini adalah untuk memperluas aksesibilitas dan interoperabilitas keuangan terdesentralisasi atau decentralized finance alias DeFi. Hal tersebut dilakukan dengan menghilangkan halangan yang terdapat pada likuiditas antarjaringan blockchain.
Protokol ini juga memungkinkan aktivitas transfer tanpa memerlukan izin serta pribadi antara jaringan blockchain berbeda. Dengan kata lain, pengguna protokol tersebut bisa mengunci aset digital miliknya, sebagai contoh pada software milik protokol Ren untuk kemudian membuat ERC-20 dengan nilai setara token tersebut.
Lalu, token tersebut akan menjadi koin jenis RenBTC dengan rasio 1 banding 1 terhadap ETH. Token ERC-20 baru tersebut mempunyai kemampuan untuk dipakai pada decentralized finance dengan sejumlah fungsi, seperti trading, pinjam meminjam, manajemen portofolio, dan sebagainya.
Namun, perlu diingat bahwa aset asli sebelumnya akan tetap tersimpan atau terkunci pada sistem REN dan bisa dibuka dengan membayarkan sejumlah biaya. Agar bisa melakukan hal tersebut, protokol ini menggunakan RenVM atau Ren Virtual Machine dan didukung oleh jaringan mesin decentralized, yaitu Darknodes.
Darknodes tersebut menyumbangkan kemampuan komputasi serta ruang penyimpanan pada RenVM dan mendapatkan imbalan biaya. Tidak hanya itu, Darknodes juga bakal memindahkan mata uang crypto atau cryptocurrency antara blockchain.
Rekam Perkembangan Ren Protocol
Ren adalah sebuah protokol yang diciptakan pada tahun 2017 oleh Taiyang Zhang. Pada awalnya, Ren dikenal dengan sebutan Protokol Republik dan pertama kali diumumkan di bulan Januari 2018. Pada saat itu, Zhang mendeskripsikan kasus pemakaian awalnya sebagai “pool gelap terdesentralisasi”.
Pendiri dari protokol ini sendiri mempunyai pengalaman pada bidang cryptocurrency karena ikut serta mendirikan Virgil Capital, suatu manajer investasi crypto. Sebelum mendirikan protokol Ren, Zhang menciptakan lebih dulu suatu perusahaan rintisan bernama Neucode yang bergerak pada sektor pengembangan software atau perangkat lunak serta situs di tahun 2014. Selain itu, salah satu founder lain dari Neucode, yaitu Jaz Gulati, juga saat ini bekerja sebagai developer atau pengembang software pada protokol Ren.
Tujuan Dibuatnya Protokol Ren
Tujuan dibuatnya protokol ini adalah untuk menghadirkan platform yang memudahkan siapa saja dalam mengirimkan aset digital atau mata uang crypto ke sejumlah jaringan blockchain berbeda. Adanya protokol tersebut memungkinkan proses desentralisasi serta bursa aset mata uang crypto untuk beroperasi secara trustless pada setiap blockchain memakai platform utamanya, yakni RenVM.
Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan jaringan bernama Darknodes yang memberikan daya komputasi yang dibutuhkan untuk mengetahui atau mengidentifikasi pesanan. Lalu, melalui Darknodes itu pula jaringan akan memproses pesanan cryptocurrency secara crosschain. REN perlu membayar terhadap operasi pada jaringan protokol tersebut, serta operator Darknodes wajib staking sejumlah 100 ribu koin REN agar bisa mengoperasikan suatu node.
Hal Unik yang Dimiliki oleh Protokol Ren
Lalu, apa yang menjadikan protokol Ren ini unik dan berbeda ketimbang jenis protokol yang lainnya? Secara umum, Ren merupakan platform yang cukup kompleks dan memiliki beragam kasus penggunaan. Akan tetapi, pada dasarnya, protokol ini dirancang secara khusus untuk mengatasi halangan atau hambatan masuk serta investasi pada proyek DeFi.
Sebagai suatu plug-in, protokol tersebut memungkinkan proyek decentralized finance untuk membawa masuk aset cryptocurrency atau mata uang kripto asing, seperti Zcash atau Bitcoin pada penawaran mereka. Dengan kata lain, pengguna protokol tersebut pada dasarnya bisa menukarkan token jenis apa saja antara 2 blockchain berbeda tanpa memerlukan jalan tengah. Hal tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan suatu versi token yang disebut “wrapped”, seperti Wrapped Bitcoin atau WBTC maupun Wrapped Ethereum atau WETH.
Kemudian, RenVM atau Ren Virtual Machine adalah suatu jaringan komputer visual dengan tugas membentuk virtual machine. Agar bisa beroperasi, daya dari jaringan yang membentuk Ren Virtual Machine tersebut adalah Darknodes.
Protokol Ren membebankan sejumlah biaya guna operasi internal. Tapi, kebanyakan di antaranya tak menghasilkan keuntungan atau profit secara langsung, melainkan dibayar pada pihak penambang. Selain itu, REN sebagai suatu koin ERC-20 juga menarik sejumlah biaya gas guna mendorong terjadinya transaksi.
Beragam Risiko Penggunaan Ren
Ketika menggunakan protokol Ren, ada sejumlah risiko yang bakal dihadapi. Risiko tersebut berkaitan dengan cara kerja dari platform, termasuk dalam hal riwayat risiko yang dulu, likuiditas, volatilitas, forking, keamanan cyber, sampai tingginya permintaan.
Tidak hanya itu, tim inti protokol ini juga mempunyai kontrol mayoritas terhadap sebagian besar dari Darknodes. Komunitas protokol ini tak mempunyai pula kewajiban hukum terkait pengungkapan informasi material pada publik mengenai aktivitas atau kegiatan yang terjadi.
Value REN Coin dan Data Teknis Seputar Protokol Ren
Mengacu pada data per 27 Juli 2022, harga dari REN Coin berada di angka 1.920 Rupiah per tokennya. Di samping itu, kapitalisasi pasar dari jenis koin tersebut adalah sekitar 1,9 triliun rupiah dengan volume perdagangan selama 24 jam terakhir mencapai nilai 230,8 miliar Rupiah.
Sebagai aset kripto di peringkat 163, REN sempat mengalami penurunan value sekitar 1.98%, termasuk dalam hal kapitalisasi pasar sebesar 1.18%. Terkait peredaran koinnya sendiri, saat ini jumlah peredaran suplai token REN ini adalah lebih dari 999 juta koin, dengan suplai maksimalnya berjumlah 1 miliar koin.
Penurunan value dari REN Coin ini bisa dibilang wajar karena serentak terjadi di hampir semua jenis aset kripto lainnya yang juga mengalami hal selaras. Kebanyakan harga aset kripto di jajaran teratas juga berada pada zona merah selama kurun waktu beberapa bulan terakhir. Fluktuasi tersebut terjadi pula pada jenis aset kripto populer sekalipun, seperti, Bitcoin dan juga Ethereum.