
Stroke mata terjadi ketika pembuluh darah yang membawa nutrisi dan oksigen ke retina tersumbat atau menyempit akibat bekuan darah atau plak lemak. Retina adalah lapisan tipis di bagian belakang mata yang berfungsi mengirimkan sinyal cahaya ke otak agar dapat melihat. Gangguan aliran darah ini dapat menyebabkan pembengkakan retina dan menghambat oksigenasi, berujung pada kerusakan penglihatan.
Ada tiga jenis utama stroke mata berdasarkan pembuluh darah yang tersumbat, yaitu oklusi vena retina sentral (CRVO), oklusi vena retina cabang (BRVO), dan oklusi arteri retina sentral (CRAO). Gejala stroke mata biasanya terjadi pada satu mata dan dapat berkembang perlahan atau tiba-tiba, dengan tingkat keparahan bergantung pada lokasi penyumbatan.
Gejala CRVO dan BRVO meliputi munculnya floaters (bintik-bintik abu-abu mengambang), penglihatan kabur, kehilangan penglihatan bertahap atau mendadak, nyeri atau tekanan pada mata, serta pendarahan retina. Sementara itu, CRAO paling sering menyebabkan kehilangan penglihatan sentral yang parah, seperti tirai hitam menutupi mata, disertai retina pucat dan bercak merah.
Penyebab stroke mata umumnya terkait dengan penyempitan pembuluh darah karena plak atau bekuan darah. Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya stroke mata antara lain tekanan darah tinggi, diabetes, glaukoma, penyakit jantung, kolesterol tinggi, penyempitan arteri leher, kelainan darah, serta kebiasaan merokok. Stroke mata lebih sering terjadi pada pria dan orang dewasa usia lanjut.
Karena stroke mata dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen, segera konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala yang dicurigai untuk penanganan lebih lanjut.