Jakarta – Kasus dugaan keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi di sejumlah daerah. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, meminta Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) memperbaiki pola memasak dan distribusi makanan.
Menurut keterangan awal, keracunan dipicu kesalahan teknis karena makanan dimasak terlalu awal sehingga tersimpan terlalu lama sebelum dikirim. Dadan menegaskan, jarak antara proses memasak dan distribusi tidak boleh lebih dari empat jam. Ia juga mengimbau SPPG baru melayani sekolah secara bertahap agar ritme kerja stabil.
Kasus serupa sebelumnya terjadi di Banggai, Sulawesi Tengah, akibat pergantian pemasok bahan baku secara mendadak. BGN meminta pergantian dilakukan bertahap agar kualitas tidak menurun.
Sementara itu, SPPG Khusus Palmerah, Jakarta Barat, menerapkan strategi titik kendali kritis (critical control point) pada seluruh proses penyajian, mulai dari pemilihan bahan baku, penyimpanan, pengolahan, pendinginan, hingga pengemasan. Koordinator wilayah Jakarta Barat, Yudha Permana, menekankan disiplin SOP sebagai kunci mencegah keracunan dan menjaga kualitas gizi makanan.