Kasus Keracunan MBG Capai Ribuan, BGN Bentuk Tim Investigasi

Diposting pada

Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan setelah terjadi ribuan kasus dugaan keracunan di berbagai daerah sepanjang Januari–September 2025. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak pemerintah untuk menghentikan sementara MBG guna evaluasi menyeluruh.

Berdasarkan data, tercatat 5.626 kasus keracunan di 17 provinsi, dengan kasus terbaru di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, serta daerah lain seperti Garut, Tasikmalaya, dan Bau Bau. Kepala Staf Kepresidenan M. Qodari menyebutkan jumlah korban mencapai lebih dari 5.000 siswa, dengan kasus terbanyak di Jawa Barat.

Menanggapi hal ini, Badan Gizi Nasional (BGN) membentuk tim investigasi khusus yang dipimpin Nanik S. Deyang. Tim akan menelusuri mulai dari bahan baku, proses memasak, hingga pemeriksaan sampel makanan. Nanik menekankan faktor penyebab bisa beragam, termasuk alergi, kondisi kesehatan anak, hingga kesalahan teknis pendistribusian.

Selain itu, masalah Sertifikasi Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) juga menjadi perhatian. Dari 8.583 SPPG, baru 34 yang memiliki SLHS, sementara 8.549 SPPG belum memenuhi standar keamanan pangan. Kemenkes menekankan penerapan SOP keamanan pangan agar insiden serupa dapat diminimalisir.

Kasus keracunan MBG dibagi dalam tiga wilayah:

  • Wilayah 1: 7 kasus, korban 1.281 orang
  • Wilayah 2: 27 kasus, korban 2.606 orang
  • Wilayah 3: 11 kasus, korban 824 orang

Berdasarkan catatan BGN, faktor utama dugaan keracunan terkait higienitas, suhu makanan, ketidaksesuaian pengolahan, kontaminasi silang, dan alergi. Pemerintah menegaskan akan terus melakukan evaluasi dan pengawasan agar program MBG tetap aman bagi pelajar.