Mahasiswa kerap nyambi bekerja maupun berbisnis untuk memperoleh penghasilan. Apakah itu untuk membayar uang kuliah, membantu orangtua, nambah uang jajan, atau hanya sekadar mengisi waktu luang dan mencari pengalaman.
Gaji atau upah yang kamu dapatkan dari bekerja, harus dikelola secara tepat. Tentu saja untuk kebutuhan sekarang dan persiapan masa depan.
Jika tidak, uang tersebut akan habis tanpa tahu ke mana rimbanya. Maklum, anak muda. Jiwanya masih labil, gampang terpengaruh gaya hidup orang lain.
Identik dengan nongkrong, jajan, membeli barang yang sifatnya konsumtif, mentraktir teman, dan hura-hura. Begini cara atur keuangan buat kamu yang kuliah sambil mencari uang:
1. Gunakan 50 persen untuk kebutuhan hidup
Meskipun kamu masih menjadi tanggung jawab orangtua, tidak ada salahnya belajar mandiri. Memenuhi kebutuhan hidup sendiri. Toh kamu sudah menerima penghasilan setiap bulan.
Apalagi jika kamu kuliah dan bekerja jauh dari orangtua. Pakai 50 persen dari pendapatan untuk bayar kos-kosan, makan dan minum, ongkos transportasi, paket internet, kosmetik, fesyen, serta jajan.
Contohnya, kamu memiliki upah dari kerja sebagai SPG sebesar Rp 4,5 juta per bulan. Sebesar Rp 2,25 juta dipakai untuk memenuhi kebutuhan bulanan yang kamu perlukan.
Misal bayar kos Rp 800.000, makan dan minum sebulan Rp 600.000, ongkos transportasi busway Rp 210.000, jajan Rp 300.000, perlengkapan mandi maupun skincare Rp 200.000, kuota internet Rp 140.000.
2. Gunakan 10 persen untuk dana darurat
Kejadian darurat tidak dapat diprediksi siapapun, seperti sakit, kecelakaan, atau lainnya. Dalam kondisi mendesak atau gawat, biasanya membutuhkan biaya besar.
Oleh karenanya, penting untuk dipersiapkan sebagai antisipasi meskipun status kamu masih mahasiswa. Dari gaji, sisihkan sebesar 10 persen setiap bulan untuk dana darurat.
Simpan di rekening tabungan yang sewaktu-wakti bisa ditarik. Tetapi ingat, tidak boleh dipakai kecuali kamu sedang dalam kondisi darurat.
Untuk mahasiswa, idealnya dana darurat yang harus dikumpulkan adalah sebanyak tiga kali pengeluaran sebulan. Kalau contoh gaji di atas, berarti kamu perlu mengalokasikan sebesar Rp 450.000 per bulan.
3. Gunakan 10 persen untuk investasi atau tabungan
Mahasiswa zaman now sudah melek investasi. Kamu dapat menyisihkan 10 persen dari gaji untuk investasi. Investasi yang menguntungkan, contohnya investasi saham, reksadana, emas, fintech lending, surat utang pemerintah, dan lainnya.
Tujuan investasi adalah agar uangmu bertumbuh. Sebesar 10 persen dari gaji diputar untuk investasi, mampu menghasilkan cuan atau keuntungan yang nilainya sesuai dengan tingkat risikonya.
Investasi juga menjadi cara mengamankan masa depan keuangan, menambah kekayaan. Jadi, investasi sejak muda akan memberikan keuntungan maksimal.
Jika kamu tipe orang yang konservatif, belum berani investasi, persiapan masa depan dapat dilakukan dengan cara menabung. Menabung di rekening tabungan konvensional, tabungan berjangka, deposito, ataupun menabung emas.
4. Gunakan 10 persen untuk biaya kuliah
Untuk meringankan beban keuangan orangtua atau belajar mandiri dari hasil jerih payah, kamu bisa bayar uang kuliah sendiri. Biaya kuliah per semester, mulai dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah.
Setiap bulan kamu bisa menabung untuk biaya kuliah ini. Besarannya 10 persen dari penghasilan. Hindari mengutak-atik tabungan ini karena tujuannya sudah jelas untuk dana pendidikan.
5. Gunakan 10 persen untuk memanjakan diri
Kuliah sambil bekerja, sejujurnya pasti akan terasa sangat melelahkan. Belum tentu semua orang bisa melakukannya. Kamu harus pintar membagi waktu dan fokus agar keduanya berjalan selaras, seimbang, dan tidak terbengkalai salah satunya.
Sesekali kamu juga perlu hiburan, rekreasi, atau memanjakan diri. Untuk keperluan ini, kamu dapat mengalokasikan 10 persen dari gaji.
Jadi, kalau ingin nonton bioskop, pergi ke salon, berlibur, kamu sudah punya dananya. Tidak perlu menarik dari tabungan masa depan maupun dana darurat.