Judul: Ojol Ancam Demo Akbar 20 Mei, Tuntut Potongan Aplikasi & Perlindungan Hukum

Diposting pada

Jakarta, 19 Mei 2025
Gabungan pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam Garda Indonesia mengancam akan melakukan aksi besar-besaran pada Selasa, 20 Mei 2025, jika pemerintah terus mengabaikan tuntutan mereka. Diperkirakan 500 ribu pengemudi ojol dari berbagai wilayah akan turun ke jalan dalam demonstrasi yang digelar serentak di seluruh Indonesia.

Ketua Umum Garda Indonesia, Igun Wicaksono, menyatakan aksi ini merupakan bentuk kekecewaan mendalam terhadap sikap pemerintah dan aplikator yang dinilai tidak responsif terhadap keluhan para mitra ojol, khususnya terkait potongan komisi yang masih tinggi, minimnya payung hukum, dan perlindungan regulatif.

“Tidak ada ampun bagi aplikator pelanggar regulasi. Kami akan bertindak keras dan tegas,” tegas Igun, Sabtu (17/5).

Aksi nasional ini akan terfokus di tiga titik utama Jakarta, yaitu Istana Merdeka, Kantor Kementerian Perhubungan, dan Gedung DPR RI. Organisasi-organisasi seperti APOB, GOGRABBER, TEKAB, SAKOI, dan GEPPAK turut serta dalam aksi bertajuk “Aksi Akbar 205”.

Permasalahan antara ojol dan aplikator telah berlangsung sejak pandemi 2020, terutama terkait penurunan insentif dan tarif layanan. Tercatat lebih dari 71 aksi protes antara 2020–2022.

Berikut lima tuntutan utama para pengemudi ojol:

  1. Sanksi tegas terhadap aplikator pelanggar regulasi (Permenhub PM 12/2019 dan Kepmenhub KP 1001/2022).
  2. DPR RI Komisi V menggelar RDP gabungan dengan Kemenhub, asosiasi, dan aplikator.
  3. Potongan aplikasi diturunkan menjadi maksimal 10 persen.
  4. Revisi tarif penumpang dengan penghapusan fitur-fitur seperti aceng, slot, hemat, dan prioritas.
  5. Penetapan tarif layanan makanan dan pengiriman barang dengan melibatkan asosiasi, regulator, aplikator, dan YLKI.

Massa mengingatkan kemungkinan lumpuhnya sejumlah kota akibat kemacetan, khususnya di Jakarta, dan meminta maaf kepada masyarakat atas dampaknya.