Jokowi Siapkan Langkah Politik Menuju Ketua Umum PSI

Diposting pada

Jakarta, 19 Mei 2025
Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia, Mohammad Anas RA, menilai bahwa Jokowi tengah menyusun strategi politik menjelang kemungkinan pencalonannya sebagai Ketua Umum PSI menggantikan Kaesang Pangarep.

“Jokowi sedang memainkan catur politiknya untuk memastikan dukungan dari tokoh-tokoh berpengaruh lintas profesi, organisasi, relawan, hingga partai politik,” ujar Anas.

Anas menyebut, tak perlu heran jika dalam waktu dekat ada tokoh partai besar yang ikut merapat karena Jokowi dinilai masih memiliki “resources politik” yang kuat.


PSI Dinilai Jadi Pilihan Aman bagi Jokowi

Anas memaparkan bahwa Jokowi kemungkinan besar lebih memilih PSI daripada Golkar, karena:

  • Golkar rawan manuver internal yang bisa mengancam kepemimpinan partai.
  • PDIP, meskipun memiliki basis pemilih yang cocok dengan Jokowi, dianggap tidak lagi terbuka baginya karena telah “dipecat secara tidak resmi” dari lingkaran inti partai.

“PSI adalah pelabuhan terakhir Jokowi. Menjadi ketua umum PSI sangat mudah dan terjamin dari ancaman politik internal,” ucap Anas.


Bursa Calon Ketum PSI: Jokowi vs Kaesang?

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI, William Aditya Sarana, mengonfirmasi bahwa baik Jokowi maupun Kaesang masuk dalam bursa calon ketua umum berdasarkan diskusi internal partai.

“Kaesang disebut sebagai sosok yang diharapkan bisa melanjutkan kepemimpinan yang sudah baik,” ujar William (16/5).

Sementara itu, Jokowi belum memastikan pencalonan dirinya di Kongres PSI Juli 2025 di Solo, tetapi menyiratkan kesiapannya untuk maju jika peluang menang besar.

“Kalau saya mendaftar, yang lain tidak mendaftar, mungkin,” kata Jokowi sambil tersenyum (14/5).

Namun, ia menyoroti tantangan mekanisme e-voting langsung oleh seluruh anggota PSI, yang menurutnya membuat kemenangan tak bisa dianggap enteng.


Kesimpulan

Langkah Jokowi untuk masuk ke PSI dan bahkan menjadi ketua umum dinilai sebagai manuver strategis menjelang konfigurasi politik baru, pasca jabatannya sebagai presiden. Jika ia memimpin PSI, partai tersebut bisa menjelma menjadi kekuatan baru dengan daya tarik elite dan massa yang lebih luas—terutama jika ditopang oleh tokoh-tokoh besar yang siap bergabung.