Jika Iran Tutup Selat Hormuz Bakal Dongkrak Harga Minyak, Pengamat Bilang Begini

Diposting pada

Liputan6.com, Jakarta – Ada spekulasi yang cukup kuat kalau Iran akan membalas serangan Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir dengan menutup jalur pengiriman minyak tersibuk di dunia, Selat Hormuz.

Mengutip BBC, Selasa (24/6/2025), sekitar 20% minyak dan gas (migas) dunia mengalir melalui jalur pelayaran sempit di teluk ini. Selat Hormuz jika diblokir bakal berdampak besar pada ekonomi global, menganggu perdagangan internasional dan menaikkan harga minyak.

Hal ini juga dapat meningkatkan biaya barang dan jasa di seluruh dunia, dan berdampak pada beberapa ekonomi terbesar dunia, termasuk China, India dan Jepang yang merupakan beberapa importir minyak mentah terbesar yang melewati selat tersebut.

Seiring ancaman penutupan Selat Hormuz itu, pengamat energi Komaidi Notonegoro menuturkan, jika Selat Hormuz ditutup akan menaikkan harga minyak dunia. Hal ini seiring Selat Hormuz termasuk jalur penting untuk mengirim minyak ke China, Jepang dan Eropa.

“(Pengiriman-red) sepertiga volume minyak dunia melewati Selat Hormuz. Jika Selat Hormuz ditutup sepertiga akan hilang. Permintaan tetap, volume berkurang, harga minyak akan naik,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Selasa (24/6/2025).

Komaidi mengatakan, jika ada gangguan di selat tersebut juga akan berdampak ke Indonesia seiring kenaikan harga minyak dunia mengingat Indonesia termasuk importir minyak.

Jika harga minyak dunia akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintah pun menghadapi dua pilihan yakni menaikkan biaya energi dan memberikan subsidi energi. Namun, Komaidi menuturkan, jika menaikkan biaya energi dalam hal ini bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak ke konsumsi masyarakat. Padahal 60% pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong konsumsi. “Jika pemerintah memberikan subsidi ini juga akan berdampak terhadap APBN,” tutur dia.