Daerah Asia Tenggara terlihat peningkatan kasus eksploitasi kripto dengan meluncurkan koin, bursa dan jaringan blockchain untuk praktik pencucian uang. Hal ini diungkap didalam laporan yang baru dikeluarkan PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC).
Mengutip dari Coindesk, pada hari Rabu (23/4/2025) laporan dari UNODC. Salah satu yang dikutip dalam laporan itu mengungkapkan bahwa sindikat kejahatan daring dengan menggunakan ekosistem dan pasar berbahasa Mandarin dengan nama Huinoe Guarantee yang berganti nama menjadi Haowang. Ekosistem tersebut telah memproses sebesar USD 24 Miliar atau Rp 404,9 Triliun yang terkaot dengan penipuan selama kurang lebih 4 tahun terakhir ini.
UNODC juga mencatat bahwa pusat penipuan di Myanmar, Kamboja, dan Laos telah mengindustrialisasi kejahatan dunia maya, menggabungkan blockchain, kecerdasan buatan, dan Stablecoin untuk mendorong operasi. Pusat-pusat ini menjalankan skema scamming yang komples termasuk phising, penipuan investasi, dan “penyembelihan babi” yang menghasilkan miliaran dolar setiap Tahunnya.
Jaringan Pencucian Uang Terkait Kripto Kawasan Asia Tenggara Diungkap PBB
