Jangan Sepelekan Mata Merah dan Penggunaan Softlens yang Bisa Ganggu Penglihatan

Diposting pada

Mata merupakan salah satu pancaindra terpenting dalam hidup kita. Namun, banyak orang tidak menyadari bahwa bagian vital pada mata, yaitu kornea, bisa mengalami gangguan serius yang berdampak pada penglihatan.

Kornea adalah lapisan bening di bagian depan bola mata yang berfungsi sebagai “jendela” utama untuk cahaya masuk ke dalam mata. Bila kornea menjadi keruh, maka penglihatan pun akan terganggu.

Menurut dr. Elfa Ali Idrus, Sp.M dari RS Mata Cicendo dalam talkshow bersama Kementerian Kesehatan RI, kornea seharusnya jernih dan bening agar cahaya dapat masuk dengan sempurna menuju saraf mata.

“Apapun yang menyebabkan kornea menjadi keruh akan mengganggu fungsinya dan bisa menurunkan tajam penglihatan secara drastis,” jelasnya, dikutip Minggu (15/6).

Gejala Gangguan Kornea yang Harus Diwaspadai

Gangguan kornea bisa terjadi karena berbagai faktor, mulai dari bawaan sejak lahir hingga infeksi akibat benda asing. Salah satu gejala umum yang paling mudah dikenali adalah mata merah yang tidak kunjung membaik.

“Kalau hanya iritasi ringan seperti habis mandi atau terkena tampoaan, biasanya mata merah akan hilang dalam hitungan menit. Tapi kalau merahnya disertai penurunan penglihatan, muncul bercak putih di mata, atau bahkan ada nanah di belakang kornea, itu tandanya ada infeksi serius,” ujar dr. Elfa.

Ia juga menambahkan bahwa ketajaman penglihatan yang menurun secara tiba-tiba, rasa nyeri hebat, serta munculnya lapisan putih pada mata harus segera dikonsultasikan ke dokter mata.

Penyebab dan Faktor Risiko Gangguan Kornea

Gangguan kornea bisa disebabkan oleh:

  • Infeksi bakteri atau jamur dari lingkungan sekitar, seperti terciprat air kotor, tanah, atau kelilipan saat berkendara.
  • Cedera atau kecelakaan, termasuk saat bekerja tanpa pelindung mata.
  • Penggunaan obat mata yang tidak sesuai, misalnya membeli tetes mata sembarangan tanpa resep dokter.
  • Penggunaan lensa kontak yang tidak higienis atau tidak sesuai anjuran medis.

“Kita sering kali menyepelekan pemakaian softlens. Padahal, lensa kontak menyentuh langsung kornea dan bisa menimbulkan luka jika tidak dirawat dengan baik,” tegas dr. Elfa.

Risiko Softlens: Dari Hipoksia hingga Infeksi

Salah satu kebiasaan berisiko tinggi yang sering ditemui adalah memakai lensa kontak tanpa konsultasi ke dokter. Padahal, bentuk dan kelengkungan kornea tiap orang berbeda-beda. Jika tidak pas, softlens bisa terlalu menekan bagian tengah atau tepinya, mengurangi suplai oksigen ke mata, hingga menimbulkan luka dan infeksi.

“Permukaan mata kita seperti softball, tidak benar-benar bulat sempurna. Jadi softlens harus benar-benar pas dengan anatomi kornea masing-masing. Karena kalau tidak, bisa menyebabkan mata kekurangan oksigen atau hipoksia,” jelasnya.

Tak hanya itu, memakai softlens saat tidur atau membersihkannya dengan cairan yang tidak sesuai juga meningkatkan risiko infeksi. Bahkan, ada kasus ketika softlens susah dilepas karena di bawahnya sudah ada luka atau infeksi.

“Kalau lensa kontak susah dilepas dan terasa nyeri, kemungkinan besar sudah ada luka di bawahnya. Solusinya bukan dipaksa lepas, tapi tetesi dulu dengan air mata buatan agar lebih lembap, lalu segera periksa ke dokter,” sarannya.

Tips Menjaga Kesehatan Kornea

Agar kornea tetap sehat dan penglihatan tetap optimal, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Gunakan pelindung mata saat berkendara atau bekerja di lingkungan berisiko.
  • Hindari membeli obat tetes mata sembarangan tanpa resep.
  • Jika menggunakan lensa kontak, pastikan sudah diresepkan dokter, selalu jaga kebersihannya, dan ikuti petunjuk pemakaian.
  • Jangan abaikan gejala seperti mata merah, pandangan buram, atau nyeri, apalagi jika terjadi secara tiba-tiba.

“Mata adalah organ yang sangat berharga. Jangan tunggu sampai penglihatan terganggu baru berobat. Kenali gejalanya dan segera konsultasi jika ada keluhan,” tutup dr. Elfa.