Jakarta Penuh “Fosil Urban”: Deretan Proyek Mangkrak yang Diusulkan Jadi Ruang Hijau

Diposting pada

Jakarta, 22 Juli 2025 – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung kembali menggulirkan wacana menyulap ruang-ruang terbengkalai di ibu kota menjadi taman hijau seperti High Line di New York. Wacana ini memicu sorotan terhadap sejumlah proyek mangkrak di Jakarta yang hingga kini belum tersentuh penataan, padahal berpotensi menjadi ruang publik atau ruang hijau yang hidup.

Beberapa proyek mangkrak yang menjadi sorotan di antaranya:

  1. Jalan Layang Non Tol (JLNT) Pluit
    Dibangun sejak 2014, proyek ini semula dirancang menghubungkan Pluit ke Green Bay sepanjang 10 km. Namun, hanya 3 km yang rampung, sisanya terbengkalai sejak 2016. Kini bagian bawahnya dipenuhi puing dan limbah bangunan, bahkan dianggap membahayakan struktur tanggul di dekat PLTU Muara Karang.
  2. Waduk Retensi Marunda
    Dibangun untuk mengatasi banjir di Cilincing, proyek ini mangkrak sejak 2013 karena masalah pembebasan lahan dan tumpang tindih kepemilikan dengan instansi seperti TNI. Kini waduk berubah menjadi rawa dan ditumbuhi ilalang tinggi.
  3. Tiang Monorel di Rasuna Said dan Senayan
    Sekitar 90 tiang beton sisa proyek monorel yang batal pada 2007 masih berdiri tanpa fungsi. Pramono Anung membuka opsi pembongkaran atau pengalihfungsian sebagai taman vertikal atau instalasi seni publik.
  4. Kerangka BDNI Tower di Sudirman
    Bangunan 20 lantai peninggalan krisis 1998 ini terbengkalai di kawasan elite Jakarta. Arsitek Yori Antar menyebutnya sebagai simbol ketimpangan tata ruang. Bangunan tersebut tak pernah rampung sejak proyek dihentikan oleh Grup Gajah Tunggal.

Pemprov DKI berkomitmen mengkaji ulang pemanfaatan ruang-ruang terbengkalai ini sebagai bagian dari transformasi kota yang lebih hijau dan inklusif.