Ketua Fraksi PAN, Putri Zulkifli Hasan, menegaskan permintaan penghentian gaji, tunjangan, serta fasilitas kedua legislator itu sudah diajukan ke Sekretariat Jenderal DPR RI dan Kementerian Keuangan.
“Ini bentuk tanggung jawab Fraksi PAN untuk menjaga akuntabilitas dan kepercayaan publik,” ujar Putri, Rabu (3/9/2025).
Kebijakan tersebut menyusul polemik aksi joget Eko Patrio dan Uya Kuya yang menuai kecaman publik hingga membuat keduanya dinonaktifkan dari keanggotaan DPR.
Meski begitu, berdasarkan UU MD3 dan Tata Tertib DPR, anggota DPR yang diberhentikan sementara tetap memiliki hak keuangan, termasuk gaji pokok, tunjangan keluarga, pangan, jabatan, hingga uang paket. Pasal 19 ayat 4 Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2020 menegaskan hal tersebut.
Langkah Fraksi PAN ini dinilai sebagai upaya menjaga marwah DPR sekaligus memastikan penggunaan anggaran negara sesuai aturan.

Rumah Uya Kuya Dijarah Saat Demo Ricuh, Belasan Pelaku Ditangkap

NasDem Ajukan Penghentian Gaji Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach ke DPR

Jakarta – Polisi menetapkan enam orang sebagai tersangka kasus dugaan penghasutan yang memicu kerusuhan saat aksi demonstrasi di depan DPR/MPR pada 25 Agustus 2025.

NasDem Hentikan Gaji Dua Anggota DPR, Partai Buruh Siap Laporkan ke MKD

Jakarta – Polisi mengungkap sosok RAP, admin akun Instagram @RAP, sebagai salah satu otak di balik beredarnya bom molotov saat demo ricuh di depan DPR/MPR. RAP dijuluki “Profesor R” karena aktif membagikan tutorial meracik bom molotov di grup WhatsApp sekaligus mengatur distribusi logistik bahan peledak rakitan ke massa.

DPR Gelar Rapat Evaluasi Bahas ‘17+8 Tuntutan Rakyat’, Tunjangan Perumahan Anggota Dihentikan

Jakarta – Polda Metro Jaya menetapkan enam orang sebagai tersangka kasus dugaan penghasutan massa yang memicu kerusuhan di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat. Salah satunya adalah Direktur Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen.

Jakarta – Gelombang kerusuhan yang melanda ibu kota berujung pada penjarahan rumah sejumlah tokoh publik. Kediaman Menteri Keuangan Sri Mulyani dan empat anggota DPR, yakni Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Uya Kuya, serta Nafa Urbach, menjadi sasaran massa pada Sabtu (30/8/2025) hingga Minggu (31/8/2025) dini hari.