Site icon Info Bet Gratis – Main Zeus Gacor

Israel Tembak Mati Bintang Bola Basket Palestina saat Cari Obat untuk Putrinya

Liputan6.com, Gaza – Pasukan Israel membunuh mantan pemain tim nasional bola basket Palestina, Mohammed Shaalan, pada Selasa (19/8/2025).

Shaalan (40) tewas di sebuah lokasi distribusi bantuan dekat Khan Younis saat berusaha mendapatkan makanan dan obat-obatan untuk putrinya yang sakit, Maryam, serta keluarganya. Menurut media lokal seperti dilansir Middle East Eye, Maryam menderita gagal ginjal dan infeksi darah parah.

Sebelum kematiannya, Shaalan berulang kali mengajukan permohonan bantuan agar putrinya bisa mendapatkan perawatan medis yang layak.

Dijuluki al-Zilzal—dalam bahasa Arab berarti “gempa”—Shaalan adalah sosok terkenal di dunia olahraga Palestina. Dia pernah bermain untuk sejumlah tim lokal, termasuk Khadamat Al-Bureij, Khadamat Al-Maghazi, dan Khadamat Khan Younis, serta membela tim nasional.

Gambar-gambar yang beredar di media sosial menunjukkan para pelayat berkumpul mengelilingi jenazah Shaalan, yang dibungkus dengan bendera Palestina dan ditaburi bunga di atas kafannya.

Shaalan merupakan satu dari tiga anggota komunitas olahraga Palestina yang tewas dalam kurun 24 jam terakhir hingga Selasa (19/8/2025). Dua korban lainnya adalah Salem al-Shaer (26), kepala departemen perlengkapan Klub Pemuda Rafah, serta Ahmed al-Jawrani (40), mantan bintang Klub Olahraga Al-Salah.

Menurut pejabat olahraga Palestina, sejak genosida di Gaza dimulai hampir dua tahun lalu, pasukan Israel telah membunuh sedikitnya 670 atlet Palestina.

Pada awal Agustus ini, pasukan Israel membunuh mantan bintang sepak bola Suleiman al-Obeid, yang dijuluki “Pele Palestina”. Dia juga tewas saat mengantre di lokasi distribusi bantuan yang dijalankan Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung Amerika Serikat (AS).

Pasukan Israel telah membunuh lebih dari 2.000 warga Palestina di lokasi-lokasi GHF sejak akhir Mei.

GHF meluncurkan mekanisme distribusi bantuan yang kontroversial pada 27 Mei, setelah hampir tiga bulan Israel memberlakukan blokade terhadap masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Sejak itu, kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh GHF terlibat dalam kejahatan internasional.

Exit mobile version