Site icon Info Bet Gratis – Main Zeus Gacor

Iran Tutup Selat Hormuz, RI Perlu Lakukan 4 Langkah Antisipasi Ini

Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyoroti salah satu dampak penutupan Selat Hormuz, yaitu terganggunya distribusi migas dan berbagai bahan baku.

Meski permintaan energi saat ini sedang turun, Bhima mengingatkan, konflik Iran-Israel juga berisiko mendorong naiknya harga minyak dunia secara signifikan.

Maka dari itu, Bhima menyarankan agar Pemerintah dapat mengantisipasi risiko lonjakan biaya impor BBM.

“Jika perang berlangsung lebih lama ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 4,5% year on year tahun ini. Makin berat mencapai target 8% pertumbuhan ekonomi karena situasi eksternal nya terlalu berat, ditambah adanya efisiensi anggaran pemerintah,” ungkap Bhima.

Bhima pun menyarankan Pemerintah untuk mempertimbangkan 4 langkah antisipasi. Pertama, mengamankan komitmen investasi dari negara timur tengah khususnya GCC (UAE, Qatar, Arab Saudi) sebelum eskalasi konflik di Timur Tengah terus meningkat.

“(Juga) mendorong pengembangan energi terbarukan lebih cepat sehingga ketahanan energi dapat terjaga, tidak terlalu bergantung pada impor bbm dan LPG,” jelasnya.

Langkah ketiga adalah mempercepat serapan anggaran khususnya yang berorientasi pada penciptaan lapangan kerja.

Selain itu, Bhima juga menyarankan Bank Indonesia ⁠(BI) memastikan transmisi suku bunga yang lebih rendah ke bank domestik.

Diwartakan sebelumnya, anggota senior parlemen Iran Esmaeil Kowsari mengatakan pada Minggu (23/6) bahwa parlemen Iran telah sepakat menutup Selat Hormuz, jalur utama perdagangan energi global, sebagai respons terhadap serangan Amerika Serikat (AS) dan sikap diam komunitas internasional.

Kowsari merupakan anggota komite parlemen urusan keamanan nasional dan kebijakan luar negeri.

“Parlemen telah sampai pada kesimpulan bahwa Selat Hormuz harus ditutup, namun keputusan akhir berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi,” kata Kowsari seperti dikutip kantor berita Iran, Press TV.

Harga Minyak Dunia Bisa Tembus USD 80-83 Imbas Penutupan Selat Hormuz, Harga Bensin Bakal Naik?

Bhima memperkirakan bahwa harga minyak dunia diperkirakan akan menyentuh kisaran USD 80-83 menyusul penutupan Selat Hormuz.

“Harga minyak mentah menyentuh USD 80-83 per barrel dalam waktu dekat, setidaknya awal Juli 2025. Meski permintaan energi saat ini sedang turun, tapi konflik bisa mendorong naiknya harga minyak signifikan,” ungkapnya.

“Yang harus diperhatikan pemerintah adalah lonjakan biaya impor bbm akan sebabkan inflasi harga yang diatur pemerintah melonjak, tapi disaat daya beli lesu,” paparnya.

Sekilas Tentang Selat Hormuz

Sebagai informasi, Selat Hormuz, yang terletak di mulut Teluk Persia, merupakan salah satu titik sempit (chokepoint) paling krusial dalam perdagangan global, dengan sekitar 20 persen pasokan minyak dunia melewatinya.

Menurut berbagai perkiraan, sekitar 20 persen pasokan minyak dunia atau sekitar 17 hingga 18 juta barel per hari melewati Selat Hormuz, menjadikannya sangat penting bagi energi global.

Selat Hormuz yang dikenal sempit, juga menjadi jalur transit utama bagi gas alam cair (LNG), terutama dari Qatar, yang merupakan salah satu eksportir LNG terbesar di dunia.

Selat Hormuz juga menjadi satu-satunya jalur laut yang menghubungkan Teluk Persia ke laut lepas dan menjadi rumah bagi negara-negara penghasil minyak utama seperti Iran, Arab Saudi, Irak, Kuwait, dan Uni Emirat Arab.


Exit mobile version