Jakarta, 22 Juni 2025 — Iran meluncurkan serangan balasan ke Israel pada Minggu (22/6) waktu setempat, hanya sehari setelah Amerika Serikat menggempur tiga fasilitas nuklir utama di wilayahnya. Dalam dua gelombang serangan, Iran menembakkan total 30 rudal ke sejumlah target strategis di Israel, termasuk Bandara Internasional Ben Gurion.
Menurut laporan kantor berita Fars, militer Iran menyebut operasi ini sebagai “Gelombang ke-20 Operasi True Promise 3“, menggunakan kombinasi rudal jarak jauh berbahan bakar cair dan padat dengan daya ledak tinggi. Target lainnya termasuk pusat riset biologi, pangkalan logistik, dan pusat komando militer Israel.
Sirene serangan udara terdengar di Tel Aviv dan ledakan mengguncang Yerusalem. Militer Israel mengonfirmasi deteksi rudal dari Iran dan menyatakan telah melakukan upaya pencegatan. Peringatan serangan sempat berlangsung hingga sekitar pukul 08.10 pagi waktu setempat.
Serangan ini merupakan respons langsung atas serangan udara Amerika Serikat yang dilancarkan Sabtu (21/6), di mana Presiden AS Donald Trump memerintahkan pengeboman terhadap fasilitas nuklir Natanz, Isfahan, dan Fordo. Trump mengklaim bahwa situs nuklir rahasia Fordo telah “lenyap” akibat serangan bom bunker dan rudal Tomahawk.
Pejabat Iran mengonfirmasi bahwa sebagian fasilitas Fordo mengalami kerusakan, namun menegaskan kesiapan negara untuk membalas agresi lebih lanjut.
Ketegangan geopolitik di kawasan pun kian meningkat, memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik berskala luas di Timur Tengah.