Wacana tentang pentingnya berinvestasi untuk masa depan yang semakin gencar di berbagai media membuat banyak orang saat ini tertarik untuk menanam modal. Terlebih, saat ini ada beragam jenis platform investasi berbasis digital yang bisa dengan mudah dijangkau oleh masyarakat dari hampir semua kalangan. Hanya saja, mungkin masih ada orang yang takut dan ragu untuk mulai berinvestasi karena kurangnya pemahaman tentang aktivitas tersebut.
Jika kamu adalah salah satunya, mungkin berinvestasi jangka pendek dapat menjadi jalan keluar agar mampu memulai dan membiasakan diri dengan aktivitas keuangan tersebut. Alasannya karena investasi jangka pendek cenderung memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dan lebih mudah untuk dijalani. Kendati demikian, peluang keuntungan yang bisa didapatkan masih terbilang menjanjikan.
Namun, selayaknya aktivitas investasi pada umumnya, kamu tetap harus mempelajari dulu apa itu investasi jangka pendek dan jenis instrumen atau produk seperti apa yang ideal untuk dipilih. Untuk itu, agar mampu memahami lebih lanjut tentang apa itu investasi jangka pendek, rekomendasi produk, hingga keuntungan, simak penjelasan berikut ini.
Pengertian Investasi Jangka Pendek
Pada dasarnya, yang dimaksud dengan investasi jangka pendek adalah produk investasi yang dilakukan dengan cara menyetor atau menyimpan sejumlah dana pada instrumen investasi tertentu dalam kurun waktu yang singkat. Keuntungan dan modal dari investasi tersebut bisa dicairkan dalam waktu relatif singkat, biasanya mulai dari 3 bulan hingga kurang dari 1 tahun saja.
Dana atau modal dari aktivitas investasi tersebut ada yang sifatnya pendapatan tetap atau pemasukan di setiap periode waktu tertentu, maupun bisa ditransaksikan dan dicairkan. Oleh sebab itu, investasi berjangka pendek ini bisa dibilang memiliki ragam atau jenis yang banyak dan mampu memberikan hasil keuntungan yang terbilang menjanjikan.
Sebagai investor dengan target keuangan jangka pendek, keuntungan yang didapatkan umumnya berasal dari perubahan suku bunganya. Karenanya, dalam jangka waktu yang tidak terlalu panjang, investor mungkin hanya akan bisa mendapatkan imbal hasil yang relatif kecil karena tingkat risiko yang ditanggung juga rendah.
Selain dijadikan sebagai strategi menanam modal yang utama, investasi berjangka pendek ini juga bisa menjadi strategi diversifikasi. Secara umum, strategi diversifikasi ini adalah meletakkan sejumlah modal investasi pada instrumen atau produk yang memiliki tingkat risiko lebih rendah. Tujuannya tentu tidak lain untuk meminimalkan risiko kerugian pada portofolio investasi ketika pasar modal tengah tidak stabil atau bergejolak.
Jenis Instrumen Investasi Jangka Pendek
Setelah mengetahui pengertian investasi jangka pendek, kamu juga harus memahami instrumen apa saja yang ideal dan cocok dipilih dalam aktivitas investasi tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa contoh investasi jangka pendek yang layak untuk dipilih.
- DepositoDeposito adalah produk tabungan yang ditawarkan oleh lembaga perbankan dan memiliki cara kerja menyetorkan dana dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Kemudian, dana tersebut akan dicairkan sesuai dengan tanggal jatuh temponya. Keuntungan yang didapatkan dari investor deposito biasanya berasal dari tingkat bunga yang diberikan dan bersifat tetap hingga masa jatuh tempo. Namun, perlu dipahami jika nasabah terpaksa harus mengambil dana simpanan deposito sebelum durasinya berakhir, akan ada denda yang harus dibayar dengan nominal sesuai kebijakan pihak perbankan. Karena itu, sesuaikan jangka waktu investasi deposito ini dengan kebutuhan agar terhindar dari risiko tersebut. Selain itu, pastikan untuk memilih lembaga perbankan yang tergabung sebagai anggota LPS atau Lembaga Penjamin Simpanan. Hal ini bertujuan agar keamanan investasi terjamin karena ada jaminan pengembalian simpanan mencapai 2 miliar Rupiah ketika pihak bank mengalami kendala keuangan. Dengan begitu, investasi deposito bisa dipastikan aman dan mampu memberikan keuntungan tanpa ada risiko yang mengkhawatirkan.
- Reksa DanaSelanjutnya ada reksa dana yang merupakan instrumen investasi dengan cara kerja mengumpulkan modal dari banyak investor sekaligus dan dikelola oleh pihak manajer investasi. Karena mengumpulkan dana dari kumpulan investor, kamu bisa mulai berinvestasi reksa dana dengan modal receh, mulai dari 10 ribu Rupiah saja. Di samping itu, karena pengelolaannya dilakukan oleh manajer investasi, kamu bisa bebas berinvestasi dan mendapatkan untung tanpa repot memikirkan strategi dalam mengelola dananya. Ada banyak macam investasi reksa dana yang bisa dipilih, sebagai contoh, reksa dana pasar uang, reksa dana saham, hingga reksa dana campuran. Namun, jika tujuannya adalah untuk investasi jangka pendek, ada baiknya untuk memilih produk reksa dana berisiko rendah, seperti pasar uang. Pada jenis reksa dana tersebut, manajer investasi umumnya akan mengalokasikan dana pada obligasi dengan masa jatuh tempo di bawah 1 tahun atau deposito. Jadi, tingkat risikonya terbilang relatif lebih rendah tapi tetap mampu memberikan keuntungan yang terjamin.
- SBN atau Surat Berharga NegaraSelain reksa dana dan deposito, kamu juga bisa berinvestasi jangka pendek dengan SBN atau Surat Berharga Negara. Modal yang dibutuhkan untuk memulai investasi SBN adalah 1 juta dan bisa dibeli melalui sejumlah platform. Instrumen ini termasuk sebagai favorit investor karena memiliki peluang keuntungan relatif menggiurkan dan aman karena dijamin oleh negara.Saat memiliki SBN, kamu akan mendapatkan pembayaran modal beserta kupon imbalannya dalam kurun waktu tertentu. Ada beberapa jenis SBN yang bisa dipilih, seperti, SUN atau Surat Utang Negara, ORI, serta Surat Berharga Syariah Negara atau SBSN. Jadi, kamu pun bisa bebas berinvestasi instrumen ini dengan menyesuaikan kebutuhan dan keinginan.
- P2P LendingPilihan instrumen yang terakhir adalah P2P lending, yaitu aktivitas peminjaman modal antar investor dengan pihak peminjam. Dewasa ini, instrumen ini terbilang cukup populer dan banyak dipilih oleh pemilik modal. Namun, dibandingkan dengan produk lainnya, P2P lending memiliki tingkat risiko yang relatif lebih besar sehingga kamu wajib memahami cara kerjanya sebelum terjun. Secara umum, cara kerja dari instrumen ini adalah investor menanam modal pada sejumlah peminjam yang membutuhkan bantuan dana melalui perusahaan fintech. Utamanya, hanya pilih perusahaan fintech yang terpercaya dan legal, serta telah terdaftar di OJK atau Otoritas Jasa Keuangan. Dengan begitu, kamu bisa memastikan perusahaan fintech yang dipilih bukan bodong.
Keuntungan Berinvestasi Jangka Pendek
Ada beragam alasan mengapa tidak sedikit orang tertarik untuk melakukan investasi berjangka pendek. Selain untuk tujuan tertentu, jenis investasi ini mampu memberikan beragam keuntungan dan manfaat yang sayang jika sampai dilewatkan, antara lain:
- Lebih Cepat Dapat ReturnReturn atau imbal hasil dari jenis investasi ini bisa dibilang cukup cepat karena umumnya hanya memakan waktu tidak lebih dari 1 tahun saja. Dari profit yang dihasilkan tersebut, investor memiliki 2 pilihan, yaitu kembali menginvestasikannya agar mampu berkembang lebih pesat lagi atau mencairkannya untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
- Menjadi Sarana Passive IncomeManfaat yang kedua adalah investasi ini bisa menjadi sarana passive income atau pendapatan pasif yang fleksibel. Sebagai contoh, melalui reksa dana, transaksinya bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, ataupun deposito yang bisa memilih sendiri masa jatuh temponya sesuai kebutuhan.
- Ideal Kumpulkan Dana DaruratKeuntungan yang terakhir, dengan investasi jangka pendek, kamu bisa lebih cepat dan ideal mengumpulkan dana darurat. Ketimbang menggunakan rekening tabungan, tingkat bunga lebih tinggi yang diberikan oleh instrumen investasi ini tentu akan mengoptimalkan kemampuanmu memenuhi pos keuangan tersebut. Yang terpenting, pilih produk investasi berjangka pendek yang memiliki tingkat likuiditas tinggi agar mudah dicairkan kapan pun dibutuhkan. Barulah dengan begitu hal ini bisa menjadi sarana yang ideal dalam mengumpulkan dana darurat.