Intel Rusia Ungkap Perusahaan Serbia Diam-diam Kirim Amunisi ke Ukraina

Diposting pada

MOSKOW – Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) menuduh perusahaan-perusahaan pertahanan Serbia menggunakan dokumentasi palsu dan pihak ketiga untuk secara diam-diam mengirim peluru artileri, roket, dan amunisi senjata ringan ke Ukraina. Badan tersebut membuat tuduhan tersebut dalam pernyataan yang dipublikasikan di situs webnya pada hari Rabu (28/5/2025), berjudul “Industri Pertahanan Serbia Berusaha Menembak Rusia dari Belakang.”

“Menurut informasi yang diterima SVR, perusahaan pertahanan Serbia terus memasok amunisi ke Kiev, yang melanggar ‘kenetralan‘ yang dinyatakan Beograd,” bunyi pernyataan tersebut.

SVR mengklaim perusahaan Serbia telah menggunakan “sertifikat pengguna akhir palsu” untuk merutekan senjata melalui Polandia, Republik Ceko, Bulgaria, dan negara-negara NATO lainnya, serta negara-negara Afrika yang tidak disebutkan namanya.

Senjata-senjata ini, kata badan tersebut, kemudian muncul di Ukraina. Menurut SVR, 100.000 roket dan peluru howitzer, bersama dengan satu juta peluru senjata ringan, telah ditransfer dengan cara ini.

Produsen senjata besar Serbia, termasuk perusahaan milik negara Yugoimport-SDPR, diduga terlibat dalam skema tersebut.

“Tampaknya keinginan perusahaan pertahanan Serbia dan para pendukungnya untuk mendapatkan keuntungan dari pertumpahan darah antara negara-negara Slavia yang bersaudara telah membuat mereka lupa siapa teman sejati mereka dan siapa musuh mereka,” ungkap SVR.

Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan pada hari Kamis bahwa ia telah membahas ekspor amunisi selama pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada bulan Mei.

“Kami telah membentuk kelompok kerja dengan mitra Rusia kami untuk menetapkan fakta-fakta,” papar dia kepada penyiar RTS.

Mengomentari klaim SVR, Vucic menyatakan, “Beberapa pernyataan yang telah dibuat tidak benar.”

“Misalnya, mereka mengklaim ada kontrak dengan Republik Ceko. Namun, tidak ada izin yang dikeluarkan, dan tidak ada rudal yang telah dikirim,” ujar dia.

Dia menjelaskan, “Saya pasti akan mengeluarkan perintah dan peringatan bahwa jika ada kecurigaan penyalahgunaan apa yang disebut kebijakan pengguna akhir yaitu, pengiriman amunisi ke zona perang, kami harus segera diberi tahu.”

Vucic menekankan Serbia memelihara “hubungan baik” dengan Rusia dan Ukraina.

Rusia dan Serbia telah menikmati hubungan sejarah dan budaya yang erat sejak abad ke-19. Vucic mengatakan ia telah menolak upaya Barat memaksa Beograd menjatuhkan sanksi kepada Moskow dan menyeret negaranya ke dalam konfrontasi.