Adopsi digital telah menjamur dan menjadi tren yang terjadi di beberapa sektor, tak terkecuali asuransi. Kehadiran insurtech pun menjadi bagian dari adopsi tersebut untuk meningkatkan pendapatan premi perusahaan.
Terbaru, ada Victoria Insurance yang menggandeng insurtech Rey untuk memperluas jangkauan produknya. Adapun, saat ini kontribusi pendapatan premi perusahaan dari kanal digital, yang di dalamnya termasuk peran insurtech baru sekitar 10%.
“Setelah kerjasama dengan Rey, mungkin bisa meningkatkan kontribusi dari 10% menjadi sekitar 30% atau 35%,” ujar Direktur Utama Victoria Insurance Suwardi Suharto.
Sebagai informasi, Victoria Insurance telah mencatat realisasi pendapatan premi hingga Mei 2022 senilai Rp 60 miliar. Targetnya, perusahaan bisa mencapai pendapatan premi Rp 120 miliar untuk tahun ini.
Lebih lanjut, Suwardi bilang bahwa langkah kerja sama dengan insurtech dipilih karena menilai perusahaan insurtech ini sudah lebih paham sistem dan teknologinya, ketimbang harus membuat platform insurtech sendiri.
“Kita yang mencarikan back up proteksi asuransi sehingga kita membentuk kolaborasi yang baik,” ujar Suwardi.
Untuk saat ini, produk asuransi yang dijual oleh Victoria Insurance melalui platform insurtech seperti Rey memang baru asuransi kesehatan. Meski demikian, Suwardi tak menutup kemungkinan bahwa produk asuransi lain yang dimiliki seperti asuransi jiwa pun bisa mengikuti nantinya.
Sedikit berbeda, Asuransi Simas Insurtech yang memang mayoritas menjual produknya melalui digital pun sedang melakukan pengembangan aplikasi sendiri. Meskipun, perusahaan juga melakukan kolaborasi dengan insurtech-insurtech lainnya.
Direktur Utama Asuransi Simas Insurtech Teguh Aria Djana bilang bahwa tujuan dari pengembangan aplikasi ialah untuk menyasar segmen yang berbeda. Sebab, kerjasama dengan ekosistem digital yang terjalin saat ini lebih sebagai pelengkap, seperti contoh asuransi pengiriman untuk barang yang dibeli melalui e-commerce.
“Aplikasi untuk direct bisnis, beli langsung pakai aplikasi,” ujar Teguh.
Adapun, saat ini pendapatan premi dari Asuransi Simas Insurtech sudah mencapai Rp 500 miliar, yang sejatinya merupakan target tahun ini. Oleh karenanya, Teguh bilang bakal merevisi target tahun ini di paruh kedua 2022.
Melihat fenomena insurtech ini, Ketua Bidang Marketing dan Komunikasi Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Wiroyo Karsono menilai kehadiran insurtech dapat meningkatkan penetrasi asuransi karena ternyata banyak premi yang didapat dari situ.
“Seperti belanja di Tokopedia beli belanja selalu disebutkan asuransi cuma Rp 500 kirim dokumen pakai Gojek berarti ada tambahan premi Rp 500. Ternyata dengan jumlah transaksi yang besar preminya cukup besar, itu salah satu pertumbuhan awal insurtech,” ujarnya.