Polisi menemukan sumber api berasal dari korek api milik CHR (16), putra seorang perwira TNI yang ditemukan tewas dan terbakar di kawasan Lanud Halim Perdanakusuma. Pemantik api ditemukan di sebelah CHR selama penyelidikan TKP kedua.
Hal itu disampaikan Kompol Leonardus Simarmata saat jumpa pers di Mapolres Metro Jakarta Timur, Selasa, 3 Oktober.
“Malamnya kita olah TKP pertama, besoknya (lagi) bersama tim Labfor, jadi di TKP kedua kita temukan ada korek api dan lain-lain, tutup botol,” kata Leo.
“Karena saat malam gelap, Anda tidak bisa melihat detail apa pun. Kekhawatiran utamanya adalah kami mengevakuasi korban. Ya (lebih ringan di sebelah korban),” imbuhnya.
Bensin ditemukan selama penyelidikan awal di TKP. Korek api ini diduga menyulut bensin yang terbakar.
Korek api tersebut adalah korek gas. Namun, rincian lebih lanjut tidak dapat dijelaskan karena game tersebut sudah tidak lagi dicetak.
“Hasil akhirnya sudah ada, kalau tidak salah tidak dikategorikan. Ya, jika Anda tidak dapat menghapusnya dari game, berarti sudah terjual habis. Korek api, jelas Leo.
CHR berangkat dari rumah pada Minggu 24 September sekitar pukul 18.40 WIB. Jenazah korban kemudian ditemukan terbakar di pos spion kawasan Halim Lanud, Jakarta Timur, sekitar satu jam kemudian, sekitar pukul 19.40 WIB.
Dia menderita hampir 91 persen luka bakar. Selain itu, ditemukan enam luka tusuk di tubuh korban, tiga di antaranya berakibat fatal karena menusuk organ hati.
CHR adalah seorang gamer. Dia memiliki akun game online Roblox yang di dalamnya ada pesan yang diketiknya sebagai status dalam permainan tersebut.
Pesan tersebut diterjemahkan menjadi: “Halo, jika Anda melihat ini, kemungkinan besar saya sudah mati.” Selain itu, ditemukan dua lembar kertas dengan tulisan tangan CHR yang menunjukkan bahwa dia merasa lebih dihargai di dunia game.
Namun polisi masih mendalami apakah kasus ini bisa digolongkan sebagai bunuh diri. Polisi masih mendalami keterangan dua belas orang saksi, antara lain orang tua, guru, dan teman, serta terkait psikologi CHR.