Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno menyebut, Indonesia perlu mengembangkan kembali SDM hingga teknologi SAR. Hal ini berkaitan dengan Indonesia yang memang berada dalam ring of fire.
“Sehingga, potensi bencana alam kita sangat tinggi, mulai dari gempa bumi, erupsi, kemudian hidrometrologi sebagaimana sekarang ini terjadi. Jadi, oleh karena itu kapasitas kita untuk search and rescue, pencarian, penyelamatan, evakuasi ini sangat-sangat penting,” ungkap Pratikno dalam peluncuran Indonesia Internasional Search and Rescue (IISAR) 2026, di Kabupaten Tangerang, Jumat (5/12/2025).
Dengan begitu, pemerintah harus mendukung bagaimana meningkatkan sumber daya manusia di bidang SAR tersebut.
Bukan hanya di keterampilan dan pengetahuannya saja, tetapi juga dalam penguasaan teknologi, AI, sehingga Indonesia dengan segala kemungkinan kebencanaan yang ada, bisa lebih maju dalam penguasaan teknologi serta SDM-nya.
“Sekarang ini kan ada revolusi teknologi yang luar biasa, berkembangnya teknologi-teknologi cerdas. Nah, ini juga perlu kita terus manfaatkan dan terus kembangkan untuk kepentingan search and rescue di Indonesia,” ujarnya.
30 Negara Terlibat
Sementara, menjawab tantangan tersebut, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) saat ini adalah Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii mengungkapkan, pada gelaran IISAR 2026 nanti, akan ada 30 negara yang terlibat.
“Karena selama ini kami sudah tergabung dalam International Social Rescue Advisor Group dan kita juga ingin melibatkan negara-negara di kawasan yang belum tergabung dalam gelaran ini,”ujar Syafii.
Bukan hanya bergabung saja, dalam IISAR 2026, ke-30 negara tersebut akan saling bertukar pikiran, pengalaman, pengetahuan, dan teknologi kekinian soal Search and Rescue. Bukan hanya dalam bentuk diskusi atatu forum, melainkan juga ada tantangan di dalamnya.
“Ada beberapa challenge yang harus dipecahkan oleh tim SAR masing-masing negara, tentu soal kebencanaan, sehingga masing-masing tim akan bertukar pengetahuan,”ujarnya.


