Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat tajam pada akhir April 2025 setelah serangan mematikan di Pahalgam, Kashmir, yang menewaskan 26 wisatawan. Serangan ini memicu krisis diplomatik dan militer antara kedua negara yang bersenjata nuklir.

Serangan bersenjata terjadi di Baisaran Valley, dekat Pahalgam, wilayah Kashmir yang dikelola India, menewaskan 26 wisatawan, sebagian besar beragama Hindu. Kelompok militan The Resistance Front (TRF), yang diduga berafiliasi dengan Lashkar-e-Taiba, mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. India menuduh Pakistan mendukung kelompok ini, sementara Islamabad membantah keterlibatan dan menyerukan penyelidikan netral.
Menanggapi serangan tersebut, India mengambil langkah-langkah berikut:
- Mengusir diplomat Pakistan dan menarik diplomatnya dari Islamabad.
- Menangguhkan Perjanjian Air Indus yang telah berlaku sejak 1960.
- Menutup perbatasan dan membatalkan visa bagi warga Pakistan.
Sebagai balasan, Pakistan melakukan:
- Menutup wilayah udaranya untuk pesawat India.
- Menangguhkan Perjanjian Simla 1972.
- Mengusir diplomat India dan menghentikan perdagangan bilateral.
Di Kashmir, India telah menutup lebih dari separuh destinasi wisata dan menangkap hampir 2.000 orang dalam operasi keamanan. Tindakan ini memicu kekhawatiran akan pelanggaran hak asasi manusia dan memperburuk ketegangan di wilayah yang sudah lama berkonflik.