Tren penerapan akuntansi berbasis akrual dalam sektor pemerintah terus berkembang di berbagai negara di dunia. Dengan semakin berkualitasnya informasi yang didapatkan, maka pemerintah akan dapat mengambil keputusan yang efisien dan efektif di dalam pengelolaan keuangan negara.
Tren ini diawali oleh negara-negara anggota OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) misalnya Inggris, Kanada, Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru. Sedangkan negara Asia yang menggunakan basis akrual adalah Jepang, Korea Selatan dan Filipina.
Saat ini di Indonesia sudah diterapkan akuntansi seccara akrual walaupun belum dilakukan pada semua pelaporan keuangan pemerintahan.
Banyak hal yang melatarbelakangi perkembangan basis akrual tersebut. Negara-negara OECD menilai bahwa penggunaan basis akrual akan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas informasi laporan keuangan yang kemudian berguna dalam pengambilan keputusan serta akuntabilitas publik.
Selain hal tersebut informasi keuangan yang akuntabel dan transparan pasti akan sangat mendukung proses pengawasan secara tepat.
Alex Metcalfe, Head of Public Sector ACCA menjelaskan untuk transisi ke akuntansi akrual bisa juga meningkatkan kredibilitas fiskal pemerintah.
“Dengan menggunakan basis akrual maka dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di dalam pemerintah. Sebab informasi yang didapatkan lebih lengkap,” jelas Alex dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (29/3/2021).
Alex menambahkan penerapan sistem akuntansi berbasis akrual dalam pemerintahan harus dilakukan secara bertahap, berkesinambungan dan terpadu. Hasil dari penerapan sistem ini tidak dapat dilihat dalam waktu yang singkat.
“Basis akuntansi akrual memberikan manfaat yang lebih banyak dibandingkan dengan basis akuntansi yang lain, baik bagi pemerintah sendiri sebagai penyusun laporan keuangan maupun bagi pengguna laporan keuangan,” jelasnya.
Hanya saja banyak tantangan dan isu terkait transisi ke basis akrual. Komitmen di level politik perlu untuk menerapkan akuntansi akrual. Sistem (teknologi) informasi yang sedang berjalan dan persiapan perubahannya juga harus dijaga.
Kerja Sama
Dalam seminar yang sama, ACCA resmi menunjuk Asosiasi Pengajar Akuntansi Sektor Publik (APSAE) sebagai Official Approved Learning Partner untuk pembelajaran CertIPSAS/Certificate in International Public Sector Accounting Standards di Indonesia.
Mark Millar FCCA, President of ACCA mengaku kerjasama ini juga sesuai dengan visi ACCA dalam mengembangkan profesi akuntansi prefesional yang dibutuhkan di dunia.
“Secara global, ACCA menawarkan program kualifikasi yang menjadi pilihan pertama bagi siswa di lebih dari 180 negara yang ingin memiliki karir yang sukses di bidang akuntansi, keuangan, dan manajemen,” kata Mark.
ACCA (Association of Chartered Certified Accountant) yang didirikan pada tahun 1904 di Inggris adalah badan akuntansi professional global yang menawarkan kualifikasi Akuntan bersetifikat Chartered. ACCA memiliki total 700 ribu anggota dan pelajar di 178 negara.
Head of ACCA Indonesia Hani Karunia menjelaskan penunjukkan Asosiasi Pengajar Akuntansi Sektor Publik (APSAE) sebagai Official Approved Learning Partner untuk pembelajaran CertIPSAS akan semakin mempererat hubungan antara dua lembaga.
“Kerjasama ini juga diharapkan dapat mendukung pengembangan akuntan profesional sehingga industri di Indonesia dan para akuntan di Indonesia dapat bersaing dan bahkan mengambil peran utama di pasar global,” kata Hani.
Chairman of APSAE Mohammad Mahsun mengaku bangga akan kerjasama antara ACCA dan APSAE.
“Tentunya sertifikat internasional tersebut akan sangat bermanfaat bagi perkembangan SDM sektor akuntansi pemerintahan di Indonesia secara khusus dan SDM Indonesia pada umumnya,” kata M Mahsun.