Hendropriyono Ungkap Dugaan Keterlibatan Intelijen AS di Balik Konflik Iran-Israel

Diposting pada

Jakarta, 25 Juni 2025 — Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono, mengungkap dugaan keterlibatan Amerika Serikat (AS) melalui operasi intelijen dalam konflik antara Iran dan Israel. Ia menilai konflik tersebut bagian dari skenario proxy war yang kerap dijalankan AS menggunakan negara lain sebagai perpanjangan tangan, dalam hal ini Israel sebagai proxy.

Hendro menyebut pola serupa juga pernah terjadi di negara lain seperti Guatemala dan Haiti, di mana CIA terlibat langsung dalam kudeta dan konflik lokal. Ia pun meyakini, operasi intelijen AS kini kembali berperan dalam upaya memengaruhi geopolitik Timur Tengah.

Namun, Hendro menilai konflik Iran-Israel tidak akan berkembang menjadi Perang Dunia Ketiga, karena negara-negara besar lainnya saat ini sibuk dengan urusan masing-masing, seperti Rusia dengan Ukraina dan China dengan India dan Pakistan.

Ia juga mengingatkan potensi dampak permainan intelijen global terhadap stabilitas nasional Indonesia, terutama jika terjadi konflik internal kecil yang bisa dimanfaatkan untuk adu domba.

Lebih lanjut, Hendro menyinggung perubahan strategi AS dari Eropa ke Asia Tenggara dan Timur Tengah, dengan fokus pada penguasaan Suriah sebagai pintu masuk menuju Iran, bukan melalui konfrontasi langsung, melainkan melalui manuver intelijen CIA dan dukungan kelompok radikal.

Sebelumnya, menurut laporan CNN, pejabat AS mengklaim memiliki intelijen baru terkait potensi serangan Israel ke fasilitas nuklir Iran, di tengah mandeknya negosiasi AS-Iran soal penghentian pengayaan uranium.