Li Si Xuan, yang pernah memenangkan kontes kecantikan di Shenzhen, China, baru-baru ini terungkap memalsukan ijazah demi melanjutkan studi di Universitas Hong Kong (HKU). Pada 2021, perempuan berusia 28 tahun tersebut mendaftar ke HKU, dengan mengklaim bahwa ia telah menyelesaikan program gelar sarjana linguistik di Universitas Columbia, New York.
Ia melampirkan ijazah dan sertifikat yang diperlukan untuk pendaftaran. Li kemudian diterima di HKU, dan terdaftar di program Magister Linguistik Terapan. Namun pada tahun lalu, setelah menerima pengaduan tentang mahasiswa yang memalsukan ijazah, HKU melakukan penyelidikan atas masalah tersebut.
Ratu kecantikan itu diketahui berada di antara kelompok tersebut. Menurut Universitas Columbia, Si Xuan tidak pernah belajar di sana. Ia juga memalsukan gelar Magisternya, mengubah hasilnya dari “lulus” jadi “berprestasi.”
Tanggal pada sertifikatnya juga tidak akurat. Dinyatakan bahwa ia lulus dari program Magister pada 12 Juni, padahal upacara wisuda yang sebenarnya berlangsung pada 11 Juni. HKU berusaha mengatur pertemuan dengan Si Xuan Juni tahun lalu, tapi ia menolak permintaan tersebut.
Pihak kampus melaporkan kasus tersebut satu bulan kemudian setelah mengakhiri status Si Xuan sebagai mahasiswa HKU. Pemenang kontes kecantikan itu ditangkap keesokan harinya. Ia memberi tahu pihak berwenang bahwa ia lulus dari Universitas Ekonomi dan Hukum Zhongnan di Wuhan pada 2020, dan mengaku menyewa jasa sebuah agensi bernama “Academic Emperor.”
Pengakuan Si Ratu Kecantikan
Li Si Xuan membayar total 380 ribu yuan, sekitar Rp879 juta, pada agensi untuk mengaturnya dapat belajar di Hong Kong. Menurut pernyataannya, agensi tersebut mengatur agar ia mengikuti kursus daring yang diajarkan oleh Universitas Columbia.
Ia kemudian diberi tahu agensi tersebut bahwa ia telah “lulus.” Si Xuan sejak itu telah mengakui dua pelanggaran di pengadilan. Pertama, karena memalsukan ijazah agar dapat masuk ke HKU, dan kedua, karena memalsukan hasil pada sertifikat kelulusan Magisternya.
Ia mengaku melakukan tindakan penipuan tersebut “dengan bantuan layanan eksternal.” Setelah melakukan penyelidikan atas kasus Si Xuan, pengadilan mengungkap bahwa ada total 93 mahasiswa yang diterima di program Linguistik Terapan pada tahun yang sama saat Si Xuan mendaftar.
Karena ada 95 kursi yang dibuka tahun itu, mereka menyimpulkan bahwa tindakan Si Xuan tidak memengaruhi penerimaan calon mahasiswa mana pun. Pengacara pembela Si Xuan juga memohon keringanan hukuman atas namanya, dengan menyatakan bahwa dia “sangat terganggu” oleh kasus tersebut.
Putusan Pengadilan
Pihaknya juga menambahkan, tidak ada bukti bahwa Si Xuan telah menggunakan dokumen palsu tersebut untuk keuntungan ilegal. Pada Kamis, 8 Mei 2025, ia dijatuhi hukuman penjara 240 hari. Hukuman tersebut dikurangi dari 300 hari jadi 240 hari karena pengakuannya, dengan 40 hari di antaranya akan dijalani terpisah dari hukuman 200 hari.
Masih seputar ratu kecantikan di China, bulan lalu, Organisasi Miss Universe China resmi mencopot mahkota juara dari Xinying Zhu. Keputusan ini diumumkan melalui akun Instagram resmi mereka, Kamis, 10 April 2025.
Alasannya, Zhu tidak bisa menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai ratu kecantikan China karena faktor usia. “Adanya aturan dan batasan usia membuat pemenang asli kami Xinying Zhu yang dinobatkan pada Desember tahun lalu tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai Miss Universe China (karena masih di bawah umur),” tulis pihak penyelenggara.
Saat dinobatkan sebagai pemenang pada Desember 2024, Xinying Zhu masih berusia 18 tahun dan berstatus sebagai pelajar yang menjalani pelatihan pramugari di Suzhou Aviation College. Dengan dicopotnya mahkota Zhu, gelar Miss Universe China 2024 otomatis diberikan pada runner-up pertama Zhao Na.
Pencopotan Gelar Ratu Kecantikan
Zhao akan mewakili China di ajang Miss Universe 2025 yang akan digelar di Thailand pada November 2025. “Zhao sudah dikenal luas sebagai model dan punya reputasi bagus. Ia juga dikenal secara internasional, termasuk oleh para desainer kelas dunia,” lanjut pihak Miss Universe China dalam pernyataannya.
Serupa, gelar Suchata Chuangsri, runner-up ketiga Miss Universe 2024, juga dilucuti setelah ia ditunjuk sebagai perwakilan Thailand untuk Miss World 2025. Itu dilakukan karena Chuangsri dinilai melanggar kontrak dengan berpartisipasi dalam kontes kecantikan lain.
Chuangsri secara resmi dimahkotai dan diangkat sebagai delegasi Thailand untuk Miss World 2025 selama jumpa pers “New World New Chapter, Road to Miss World 2025,” Selasa, 22 April 2025, di gedung Channel 7HD, Bangkok. Final Miss World 2025 dijadwalkan pada 31 Mei 2025 di Hyderabad, India, lapor Khaosod English.
Tidak lama setelah pengumuman, Organisasi Miss Universe mengeluarkan pernyataan yang mencabut gelar runner-up ketiga Chuangsri, dengan alasan pelanggaran kontrak. “Keputusan ini menggarisbawahi harapan kami bahwa semua pemenang memenuhi tugas mereka sepanjang masa jabatan mereka,” kata organisasi tersebut.