Liputan6.com, Jakarta – Hari kelima pencarian Speedboat Fiber 40 PK yang tenggelam di perairan Tanjung Andei Kepulauan Yapen, Provinsi Papua belum membuahkan hasil.
Pencarian terus dilakukan. Kali ini melibatkan Helikopter Super Puma milik TNI AU dan KRI Panah KRI Panah-626 milik Guskamla Koarmada III Biak, serta KN SAR Wibisana dan unit Rigid Buoyancy Boat (RBB) milik Basarnas diterjunkan.
Tim SAR gabungan juga mengerahkan kekuatan penuh dengan melibatkan 185 personel dan memperluas area penyisiran hingga 600 mil laut persegi.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Biak, Kundori menyampaikan strategi pencarian dibagi menjadi dua sektor utama, yakni udara dan laut, guna memaksimalkan pantauan visual.
Di udara, Helikopter Super Puma milik TNI AU menyisir area seluas 250 mil laut persegi menggunakan metode parallel search pattern. Pantauan udara ini menjadi tumpukan harapan untuk menemukan tanda-tanda korban di area yang sulit dijangkau kapal.
Sementara itu, di permukaan laut, kekuatan besar dikerahkan untuk menyapu area seluas 350 mil laut persegi. Armada yang terlibat meliputi KRI Panah-626 milik Guskamla Koarmada III Biak dan KN SAR Wibisana dan unit Rigid Buoyancy Boat (RBB) milik Basarnas.
Lalu terdapat juga Drone Thermal untuk mendeteksi suhu tubuh di permukaan air, sebanyak 15 unit perahu motor milik masyarakat lokal yang mengenal medan perairan setempat ikut melakukan pencarian.
Sebagai langkah antisipasi jika ditemukan titik terang di bawah air, tim gabungan telah menyiagakan 6 penyelam ahli yang terdiri dari personel Basarnas dan Yonko 468 Kopasgat.
“Kami memaksimalkan koordinasi antara tim permukaan dan tim udara. Fokus kami adalah menyisir zona-zona yang menurut analisis SAR Map menjadi titik kemungkinan korban terbawa arus dan angin,” ujar Kundori saat memimpin koordinasi di lapangan, Senin (29/12/2025).



