Hari Apa Saja yang Diperingati Setiap 13 Desember? Yuk Simak Daftarnya!

Diposting pada

Setiap tanggal 13 Desember, dunia memperingati beragam momentum penting yang hadir dari latar sejarah, dan budaya.

Di Indonesia, hari ini, Sabtu (13/12/2025) dikenal sebagai Hari Nusantara, sebuah pengingat akan identitas maritim dan kesatuan wilayah kepulauan Republik Indonesia.

Di belahan dunia lain, ada pula Hari Kakao yang menyoroti komoditas manis nan penting bagi industri pangan global.

Tak hanya itu, masyarakat Amerika Serikat merayakan dua peringatan unik, seperti Hari Biola Nasional, merupakan sebuah momentum  bentuk penghargaan terhadap alat musik berdawai yang telah mengiringi perjalanan panjang seni klasik dan modern. 

Lalu, adapun Hari Kuda Nasional, sebuah peringatan yang merayakan kontribusi besar hewan ini dalam sejarah, budaya, dan kegiatan manusia.

Sementara itu, di Eropa, hari ini diperingati sebagai Hari Republik Malta, yang menjadi momentum untuk refleksi atas perjalanan panjang negara kepulauan kecil di Laut Mediterania menuju status republik yang berdaulat. 

Berikut sederet peringatan yang jatuh pada 13 Desember dihimpun oleh Tim News Liputan6.com dari berbagai sumber:

Hari Nusantara

Hari Nusantara diperingati setiap 13 Desember sebagai momen penting untuk mengenang lahirnya Deklarasi Djuanda. Hadirnya peringatan ini diharapkan dapat mengingat pentingnya peran deklarasi tersebut dalam penetapan kedaulatan laut dan negara Indonesia.

Mengutip dari Ensiklopedia Sejarah Indonesia Kemdikbud, Deklarasi Djuanda dirumuskan oleh Perdana Menteri Indonesia Djuanda Kartawidjaja pada 13 Desember 1957. Deklarasi ini merupakan respon atas masih berlakunya undang-undang kelautan Hindia Belanda, Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie (TZMKO, Ordonansi Laut Teritorial dan Lingkar Maritim) 1939 yang dianggap merugikan eksistensi Indonesia sebagai negara kepulauan.

Awalnya, batas wilayah laut Indonesia yang dibuat berdasarkan ketentuan TZMKO adalah 3 mil. Batas tersebut merupakan jarak yang sempit dan mengakibatkan munculnya laut-laut bebas di antara pulau-pulau Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, Ordonansi ini masih berlaku selama bertahun-tahun. Adanya Deklarasi Djuanda bertujuan agar TZMKO 1930 tidak berlaku lagi.

Pada 1960, pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 4 Prp Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia. Ini merupakan langkah hukum yang diambil pemerintah Indonesia agar Deklarasi Djuanda memiliki kekuatan hukum yang mengikat secara internasional.

Awalnya, Deklarasi Djuanda mendapat penolakan dari dunia maritim internasional. Protes datang dari Australia, Perancis, Inggris, Jepang, Selandia Baru, Belanda, dan Amerika Serikat.

Isi Deklarasi Djuanda menegaskan bahwa seluruh perairan yang mengelilingi, menghubungkan, dan di antara pulau-pulau Indonesia adalah bagian yang tak terpisahkan dari wilayah yurisdiksi Republik Indonesia. Isi deklarasi ini dipandang bertentangan dengan hukum internasional kala itu yang hanya memberi pengakuan pada wilayah laut selebar tiga mil dari setiap pulau.

Selain itu, belum ada pengakuan terhadap kesatuan kewilayahan, di mana laut, pulau, dan gugusan kepulauan merupakan satu kesatuan kewilayahan. Meski menuai protes dari beberapa negara, tetapi ada dua negara yang mendukung, yakni Uni Soviet dan China.

Selepas Deklarasi Djuanda, pemerintah Indonesia terus berupaya agar wilayah laut Indonesia diakui dunia internasional. Pada 1958, Indonesia mengambil bagian dalam Konferensi Hukum Laut yang diselenggarakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaui United Nations Conference on the Law of Sea (UNCLOS) I yang diadakan di Jenewa, Swiss.

Sayangnya, suara yang menentang deklarasi tersebut masih dominan. Indonesia pun menarik kembali usulnya dan memilih untuk memperkuat konsep yang ditawarkan dalam deklarasi tersebut.

Kemudian, isi Deklarasi Djuanda diresmikan pada Februari 1960 melalui Undang-Undang/Prp No. 4/1960. Hal ini bertujuan untuk menjadi bekal menuju Konferensi PBB kedua tentang Hukum Laut di Jenewa pada 1960 meskipun tema Negara Nusantara tidak didiskusikan.

Hari Kakao Nasional

Mengutip dari laman National Today, Hari Kakao Nasional yang diperingati setiap 13 Desember menjadi momen untuk mengenang perjalanan panjang kakao, yang merupakan bahan utama cokelat, yang telah mengakar dalam sejarah peradaban manusia. Jejak awal tanaman ini diperkirakan sudah ada sejak 5.000 tahun lalu. 

Pada masa kuno, minuman cokelat jauh berbeda dari versi modern karena belum menggunakan gula. Masyarakat pra-Kolombia, termasuk peradaban Olmec, menikmati minuman kakao yang dicampur vanili dan cabai, bahkan memanfaatkannya dalam upacara spiritual serta sebagai alat tukar dalam perdagangan.

Ketika penjelajah Eropa tiba di Amerika Selatan, mereka menemukan bahwa masyarakat setempat telah lama menikmati kakao. Namun, orang Spanyol awalnya menganggap minuman ini pahit dan tidak enak. 

Popularitas kakao baru meningkat setelah dibawa ke Eropa dan dipermanis, sehingga melahirkan cokelat susu dan berbagai inovasi lain. Tonggak penting terjadi pada tahun 1828 ketika cokelat bubuk pertama kali diproduksi, membuka jalan bagi cokelat batangan dan cokelat panas instan.

Secara botani, kakao memiliki tiga varietas utama: Forastero yang mendominasi 90% produksi dunia, Criollo yang berkualitas tinggi namun rentan penyakit, dan Trinitario hibrida asal Trinidad, yang menggabungkan kualitas baik dan ketahanan terhadap penyakit

Kombinasi sejarah, budaya, dan peran ekonomi inilah yang membuat Hari Kakao Nasional menjadi kesempatan untuk mengapresiasi nilai kakao di seluruh dunia.

Hari Biola Nasional

Dilansir laman sciencedemadfun, Hari Biola Nasional, yang jatuh setiap 13 Desember, merupakan kesempatan untuk menghargai salah satu instrumen musik paling ikonik dalam sejarah biola. Instrumen gesek bernada tinggi ini biasanya memiliki empat senar yang disetel dalam interval seperlima, dan menjadi anggota terkecil sekaligus tertinggi dari keluarga alat musik gesek seperti biola dan cello.

Biola dimainkan dengan berbagai teknik, mulai dari menggesekkan busur di atas senar hingga memetiknya dan kemampuan menghasilkan warna suara yang kaya menjadikannya penting dalam musik klasik, tradisional, hingga modern. Melalui peringatan ini, masyarakat diajak merayakan keindahan, kerumitan, dan peran besar biola dalam perkembangan musik di seluruh dunia.

Hari Kuda Nasional

Dilansir National Today, Hari Kuda Nasional, yang diperingati setiap 13 Desember, menjadi momen untuk menghormati peran besar kuda dalam perjalanan sejarah, kebudayaan, dan perekonomian Amerika Serikat. 

Perayaan ini pertama kali ditetapkan oleh Kongres pada tahun 2004, dan sejak itu masyarakat Amerika menggunakan hari ini untuk menunjukkan apresiasi mereka terhadap hewan yang telah membantu membentuk kehidupan bangsa sejak masa awal hingga era modern.

Secara ekonomi, kuda berkontribusi sekitar 9,2 miliar dolar AS bagi perekonomian negara. Selama berabad-abad, kuda membantu membajak ladang, mengangkut logistik ke daerah terpencil, menggiring ternak di peternakan, hingga menjadi pendukung terapi berkuda yang bermanfaat bagi banyak orang. 

Jejak sejarahnya pun panjang, setelah kuda asli Amerika punah ribuan tahun lalu, penjajah Eropa kembali memperkenalkannya pada akhir 1400-an. Sejak itu, populasi kuda berkembang di dataran dan pegunungan barat, melahirkan tradisi seperti rodeo yang masih menjadi bagian budaya Amerika hingga kini.

Hari Republik Malta

Melansir dari laman National Today, Hari Republik Malta, atau Jum ir-Repubblika, diperingati setiap 13 Desember sebagai hari libur nasional yang menandai transformasi Malta menjadi republik pada tahun 1974. 

Pada tanggal inilah konstitusi baru disahkan, mengakhiri masa kepemimpinan Ratu Elizabeth II sebagai kepala negara dan menjadikan presiden pertama Malta, Sir Anthony Mamo, sebagai simbol kedaulatan baru negara tersebut.

Perjalanan Malta menuju republik berakar dari sejarah panjangnya sebagai kepulauan strategis di Mediterania yang pernah dikuasai berbagai bangsa, termasuk Romawi, Moor, Prancis, hingga Inggris. 

Setelah masa penjajahan Prancis yang tidak populer, Inggris mengambil alih dan secara resmi memasukkan Malta ke dalam Kekaisaran Inggris melalui Perjanjian Paris tahun 1814. Malta kemudian memperoleh kemerdekaan pada 1964, namun membutuhkan sepuluh tahun untuk sepenuhnya melepaskan diri dari monarki Inggris dan beralih menjadi republik, meski tetap menjadi bagian dari Persemakmuran.

Peringatan Hari Republik diwarnai dengan berbagai upacara kenegaraan. Presiden Malta memberikan penghargaan kepada warga yang berjasa, sementara parade militer digelar di Jalan Republik di Valletta. Kota dan desa dihiasi bendera merah-putih, serta berbagai acara budaya seperti tarian tradisional il-Maltija dan parata. Kembang api turut menyemarakkan pulau-pulau Malta, menjadikan perayaan ini bukan hanya momen sejarah, tetapi juga refleksi identitas nasional yang kuat.