Harga Minyak Dunia Stagnan, Pasar Waspadai Dampak Tarif AS dan Sanksi Eropa

Diposting pada

Jakarta, 22 Juli 2025Harga minyak mentah bergerak tipis pada perdagangan Senin (21/7) di tengah minimnya dampak sanksi Uni Eropa terhadap produk energi Rusia dan kekhawatiran investor terhadap potensi penurunan permintaan akibat tarif Amerika Serikat.

Dilansir dari CNBC, harga minyak mentah Brent turun tipis sebesar 7 sen menjadi USD 69,21 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS melemah 14 sen menjadi USD 67,20 per barel.

Uni Eropa baru saja mengesahkan paket sanksi ke-18 terhadap Rusia, termasuk larangan terhadap produk minyak dari negara ketiga yang menggunakan bahan baku Rusia. Namun, analis menyebut pasar menilai pasokan global masih akan terus mengalir. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan Rusia telah membentuk ketahanan terhadap sanksi Barat.

Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberikan sanksi kepada pembeli minyak Rusia jika Moskow tidak menyetujui kesepakatan damai dalam 50 hari. Sementara itu, Iran dijadwalkan melanjutkan perundingan nuklir dengan Inggris, Prancis, dan Jerman di Istanbul pada Jumat mendatang.

Dari sisi produksi, jumlah rig pengeboran minyak di AS turun dua unit menjadi 422—level terendah sejak September 2021, menurut data Baker Hughes. Analis StoneX memperkirakan aktivitas pengeboran akan tetap rendah hingga akhir tahun.

Tarif baru AS terhadap impor dari Uni Eropa yang akan berlaku mulai 1 Agustus turut membayangi pasar. Analis memperingatkan bahwa kebijakan tersebut berpotensi menekan permintaan minyak dan memperlambat aktivitas ekonomi global.

Untuk jangka pendek, analis memperkirakan harga minyak akan bergerak dalam kisaran USD 64–70 per barel, menunggu kejelasan lebih lanjut dari perkembangan sanksi, negosiasi internasional, dan data persediaan minyak global.