Liputan6.com, Jakarta – Lonjakan harga emas dunia membuat konsumen di Asia mulai berpikir dua kali sebelum membeli logam mulia. Akibatnya, permintaan emas fisik anjlok, memaksa pedagang dari India hingga Tiongkok menawarkan diskon besar-besaran demi menarik pembeli.
Dilansir dari Kitco.com, Minggu (27/7/2025), harga emas sempat melonjak tajam di awal pekan. Emas di pasar spot dibuka di level USD 3.347,05 per ons dan terus naik hingga menyentuh puncak USD 3.433 pada Selasa malam waktu setempat. Namun, level ini menjadi titik resistensi kuat yang gagal ditembus meski sudah dicoba berkali-kali.
Setelah beberapa kali gagal melampaui USD 3.400, emas mulai terkoreksi. Pada Jumat, emas diperdagangkan di kisaran USD 3.340 per ons, masih tinggi jika dibandingkan dengan awal tahun, namun cukup untuk membuat pembeli mulai menjauh.
Diskon Besar di India
Di India—negara konsumen emas terbesar kedua di dunia—pedagang mulai memberikan diskon hingga USD 15 per ons dari harga resmi domestik. Jumlah ini meningkat dari minggu lalu yang hanya USD 10.
Harga emas lokal sempat menyentuh 100.555 rupee per 10 gram, tetapi turun menjadi sekitar 98.500 rupee pada akhir pekan. Seorang penjual perhiasan di Chennai menyebut banyak pembeli kebingungan karena harga bergerak terlalu liar dalam waktu singkat.
“Awalnya naik, lalu turun tajam. Sekarang pelanggan jadi ragu membeli,” ujarnya.
Permintaan yang melemah bahkan membuat sejumlah pengrajin perhiasan menunda pembelian emas untuk produksi mereka.