Jakarta — Harga emas dunia merosot tajam lebih dari 1% pada perdagangan Selasa (4/11/2025), tertekan oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang menyentuh level tertinggi dalam tiga bulan terakhir.
Mengutip Reuters, harga emas spot turun 1,5% ke posisi USD 3.939,32 per ons troi, sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Desember melemah 1,7% ke USD 3.945,10.
Koreksi ini terjadi karena pelaku pasar menanti data ekonomi terbaru AS untuk mencari petunjuk arah kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed). Meskipun The Fed memangkas suku bunga pekan lalu, Ketua Jerome Powell mengisyaratkan bahwa penurunan tersebut kemungkinan menjadi yang terakhir pada tahun ini.
Penguatan dolar AS menekan harga emas karena membuat logam mulia tersebut lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Peluang pemangkasan suku bunga pada pertemuan The Fed Desember kini turun menjadi 71%, dibanding 90% pada pekan sebelumnya.
Emas, yang tidak memberikan imbal hasil (non-yield asset), biasanya diuntungkan oleh suku bunga rendah. Namun, dengan ketidakpastian ekonomi AS dan potensi penundaan data ekonomi akibat penutupan sebagian pemerintahan, volatilitas harga masih tinggi.
Di pasar domestik, harga emas juga ikut terkoreksi. Harga emas Antam turun Rp 26.000 menjadi Rp 2.260.000 per gram, dengan harga buyback di Rp 2.125.000 per gram.
Sementara itu, harga emas 24 karat Galeri24 dan UBS stabil masing-masing di Rp 2.374.000 dan Rp 2.376.000 per gram. Adapun emas Hartadinata Abadi tercatat di Rp 2.252.000 per gram, dan emas Semar Nusantara berada di Rp 2.278.000 per gram.
Analis memperkirakan volatilitas harga emas masih akan tinggi dalam jangka pendek, terutama menjelang rilis laporan ketenagakerjaan ADP AS yang dapat mempengaruhi arah kebijakan The Fed selanjutnya.








