Gus Yahya Dicopot dari Jabatan Ketua Umum PBNU, Konflik Internal Makin Memanas

Diposting pada

Jakarta, 26 November 2025Syuriyah PBNU secara resmi menyatakan bahwa Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) tidak lagi menjabat sebagai Ketua Umum PBNU. Keputusan ini tertuang dalam surat yang diteken Wakil Rais Aam PBNU Afifuddin Muhajir dan Katib PBNU Ahmad Tajul Mafakhir, setelah menindaklanjuti hasil Rapat Harian Syuriyah pada 20 November 2025.

Pencopotan ini bermula dari gejolak internal dan viralnya risalah rapat yang meminta Gus Yahya mundur. Dalam risalah tersebut, Syuriyah menilai adanya tiga pelanggaran, termasuk menghadirkan narasumber yang dikaitkan dengan jaringan Zionisme Internasional dalam agenda kaderisasi AKN NU, dugaan pencemaran nama baik organisasi, serta indikasi pelanggaran tata kelola keuangan.

Rapat Syuriyah lalu memberi waktu tiga hari bagi Gus Yahya untuk mundur. Namun ia menolak, menegaskan bahwa masa amanah dari Muktamar Ke-34 berlaku selama lima tahun dan pemberhentiannya hanya dapat dilakukan melalui Muktamar, bukan mekanisme lain.


Syuriyah PBNU Umumkan Pemberhentian

Setelah tiga hari berlalu tanpa pengunduran diri, Syuriyah menerbitkan Surat Edaran Nomor 4785/PB.02/A.II.10.01/99/11/2025 yang menyatakan Gus Yahya resmi diberhentikan per 26 November 2025. Surat itu menegaskan bahwa selama jabatan ketua umum kosong, kepemimpinan PBNU berada sepenuhnya di tangan Rais Aam.

PBNU juga akan menggelar Rapat Pleno untuk menindaklanjuti proses organisasi sesuai regulasi internal NU. Gus Yahya masih diberikan hak mengajukan keberatan melalui Majelis Tahkim NU.


Penolakan dan Kritik Internal

Sejumlah tokoh Syuriyah mengkritik proses pencopotan. Katib Syuriah PBNU, Nurul Yakin Ishaq, menilai ultimatum Syuriyah cacat prosedural karena rapat harian tidak memiliki kewenangan untuk memberhentikan Ketua Umum. Ia menegaskan bahwa Ketua Umum adalah mandataris Muktamar dan hanya dapat diberhentikan melalui forum tersebut.

Nurul Yakin juga menyerukan islah antara Rais Aam dan Ketua Umum sebagai jalan terbaik untuk meredakan konflik dan menjaga keutuhan NU.


Gus Yahya: Tidak Pernah Terima Surat Resmi

Sebelum keputusan pencopotan terbit, Gus Yahya menyatakan tidak pernah menerima surat resmi terkait permintaan pengunduran diri atau risalah yang beredar. Ia menegaskan komitmen menjaga kesatuan NU dan telah membuka komunikasi dengan jajaran Syuriyah untuk mencari solusi.


Pencopotan Gus Yahya menandai eskalasi terbesar dalam dinamika internal PBNU beberapa tahun terakhir. Semua mata kini tertuju pada langkah berikutnya dari Rais Aam dan Majelis Tahkim, serta potensi islah demi meredakan ketegangan di tubuh organisasi Islam terbesar di Indonesia itu.