Denpasar, Bali – Senin, 12 Mei 2025 – Gubernur Bali, Wayan Koster, menegaskan bahwa GRIB Jaya tidak akan diterima di Bali jika organisasi masyarakat (ormas) tersebut mendaftar. Pernyataan ini disampaikan Koster terkait sorotan terhadap keberadaan GRIB Jaya, yang belakangan ini menjadi perhatian publik.
GRIB Jaya menjadi sorotan setelah beberapa anggotanya terlibat dalam kasus pembakaran mobil polisi di Depok. Selain itu, Hercules, pemimpin GRIB Jaya, dikenal sebagai sosok yang kontroversial. Menanggapi hal ini, Gubernur Koster menegaskan bahwa pemerintah daerah memiliki hak untuk menolak organisasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan pertimbangan daerah. “Tidak akan diterima, pemerintah daerah berhak menolak. Sesuai kebutuhan dan pertimbangan di daerah,” ujar Koster saat konferensi pers di Jayasabah, Denpasar.
Koster juga menekankan bahwa kebebasan berkumpul dan berorganisasi di Indonesia tidak berarti bisa dilakukan tanpa batas. Negara memiliki kewenangan untuk mengatur agar segala aktivitas tetap tertib, kondusif, dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa dan negara. “Jadi diatur dalam peraturan, baik Undang-undang maupun peraturan pelaksanaannya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Koster menjelaskan bahwa ormas yang belum terdaftar tidak mendapat pengakuan secara resmi dan tidak bisa melaksanakan kegiatan operasional di Bali. Hingga saat ini, GRIB Jaya belum memberikan pernyataan resmi terkait penolakan tersebut.
Sementara itu, keberadaan GRIB Jaya sempat menjadi sorotan di media sosial karena narasi yang mengaitkan ormas tersebut dengan Partai Gerindra. Namun, hal ini segera dibantah oleh Sekretaris DPD Partai Gerindra Bali, Kadek Rambo Budi Prasetya, yang menegaskan bahwa Partai Gerindra tidak terafiliasi dengan GRIB Jaya. “Terkait masalah foto dan segala macam, kami tidak mengetahui itu posisi tempat di mana. Yang jelas, Partai Gerindra tidak pernah berafiliasi dengan ormas GRIB,” ungkap Rambo.
Meskipun demikian, kontroversi mengenai keberadaan GRIB Jaya di Bali masih menarik perhatian publik, mengingat kedekatannya dengan beberapa tokoh kontroversial dan potensi dampaknya terhadap keamanan dan ketertiban di daerah.