Sebuah gempa berkekuatan magnitudo 5,8 mengguncang sebuah kota pesisir di Turki pada Selasa (3/6), menyebabkan kepanikan di kalangan warga, menurut pihak berwenang setempat.
Puluhan orang dilaporkan terluka setelah melompat dari jendela atau balkon untuk menyelamatkan diri, sementara seorang remaja tewas setelah dibawa ke rumah sakit.
Sejauh ini tidak ada laporan kerusakan besar akibat gempa bumi Turki tersebut.
Badan Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) menyatakan gempa terjadi pada pukul 02.17 dini hari dengan pusat di Laut Mediterania, dekat resor liburan Marmaris. Guncangan juga dirasakan di wilayah sekitarnya, termasuk Pulau Rhodes di Yunani, yang membangunkan banyak orang dari tidur.
Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya menyebutkan di platform X bahwa seorang perempuan berusia 14 tahun dilarikan ke rumah sakit dan meninggal dunia akibat serangan panik. Tidak diketahui apakah ia memiliki kondisi kesehatan tertentu sebelumnya.
Sementara itu, hampir 70 orang lainnya menjalani perawatan akibat luka-luka setelah melompat dari jendela atau balkon dalam keadaan panik. Yerlikaya menambahkan tidak ada laporan kerusakan bangunan.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara telah mengkonfirmasi bahwa seluruh WNI di Turki dalam keadaan selamat.
“KBRI Ankara telah menghubungi Satgas Pelindungan WNI Turki dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Turki di wilayah yang terdampak gempa. Hingga saat ini, tidak ada WNI yang menjadi korban atau terdampak gempa dimaksud,” ungkap pihak KBRI dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Rabu (4/6/2025).
Informasi ini memberikan kelegaan di tengah kekhawatiran akan dampak gempa terhadap warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal dan beraktivitas di Turki.
Berapa Jumlah WNI di Turki dan Wilayah Terdampak Gempa?
KBRI Ankara mengungkap gempa pada 3 Juni 2025, pukul 02.17 waktu setempat yang bermagnitudo 5,8 berpusat di Distrik Marmaris dengan kedalaman 67,9 km.
Meskipun pusat gempa berada relatif jauh dari Ankara (590 km) dan Istanbul (817 km), guncangan tetap dirasakan di sejumlah provinsi lain.
“Beberapa provinsi terdampak adalah Mugla, Aydın, Manisa, Izmir, Denizli, dan Antalya. Laporan sementara dari otoritas setempat, terdapat 1 korban jiwa akibat panik, 69 korban luka, dan tidak ada kerusakan infrastruktur fatal,” rinci pihak KBRI dalam keterangannya.
KBRI terus memantau perkembangan situasi pasca-gempa dan menjalin komunikasi dengan komunitas WNI di berbagai wilayah.
“Berdasarkan data lapor diri, jumlah WNI di Mugla dan wilayah terdampak sebanyak 2.257 orang WNI dengan jumlah mahasiswa 184 orang (Jumlah WNI di Turki per Juni 2025 sebanyak 9.532 orang).
Pemerintah Indonesia melalui KBRI Ankara dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Istanbul terus berupaya memberikan perlindungan dan bantuan kepada WNI di Turki.
“KBRI Ankara akan terus memantau perkembangan situasi dan menghubungi komunitas Indonesia di wilayah terdampak untuk mengetahui perkembangan kondisi WNI. Kami juga telah menyediakan hotline yang dapat dihubungi WNI dalam kondisi darurat yaitu +90 532 135 22 98,” jelas pihak KBRI.
Kerusakan Kecil Dampak Gempa, Kenapa?
Di Rhodes, Yunani wisatawan dan warga menghabiskan waktu berjam-jam di luar hotel dan rumah mereka setelah merasakan gempa, tetapi pihak berwenang setempat menyatakan kerusakan yang terjadi tergolong kecil.
Menurut Efthymios Lekkas, ketua Organisasi Perencanaan dan Perlindungan Gempa Yunani, hal ini kemungkinan karena gempa terjadi pada kedalaman 60 kilometer (37 mil).
“Meskipun dirasakan di wilayah yang lebih luas… dampaknya tidak signifkan di permukaan,” ujar Lekkas kepada televisi pemerintah.
Turki terletak di atas beberapa patahan utama sehingga sering dilanda gempa.
Sebelumnya pada 2023, gempa berkekuatan magnitudo 7,8 menewaskan lebih dari 53.000 orang di Turki dan menghancurkan atau merusak ratusan ribu bangunan di 11 provinsi bagian selatan dan tenggara. Sekitar 6.000 orang lainnya tewas di wilayah utara Suriah yang berbatasan.