Jakarta – Gelombang demo besar-besaran di Nepal memicu sejumlah negara mengeluarkan peringatan perjalanan (travel warning) ke negara Himalaya tersebut. Aksi protes anti-pemerintah yang dipimpin generasi muda kian memanas dalam dua hari terakhir, menewaskan sedikitnya 22 orang dan melukai lebih dari 500 orang.
Kerusuhan berpusat di sekitar Parlemen Federal Nepal dan merembet ke seluruh Kathmandu. Demonstrasi dipicu isu korupsi, pengangguran, hingga larangan pemerintah terhadap media sosial seperti Facebook dan X. Massa bahkan sempat membakar gedung administratif utama, Singha Durbar.
Sejumlah negara kini mengimbau warganya untuk berhati-hati:
- Australia meminta warganya mematuhi jam malam dan menghindari area demo.
- Turki dan India menyerukan warganya menunda perjalanan yang tidak penting, serta mematuhi instruksi otoritas setempat.
- Amerika Serikat mengeluarkan imbauan Level 3, mendesak warganya mempertimbangkan kembali perjalanan karena meningkatnya risiko kekerasan.
- Kanada dan Inggris memperingatkan warganya soal gangguan transportasi publik dan bandara.
- Singapura menyebut situasi “tidak menentu dan tidak stabil” serta meminta warganya menunda perjalanan ke Nepal.
Bandara Kathmandu yang sempat ditutup akibat bentrokan, telah dibuka kembali pada Rabu (10/9), menyusul pembatasan nasional yang diberlakukan tentara Nepal.