Gajah Bantu Bersihkan Puing Banjir Pidie, Bukti Gajah Bukan Musuh Tapi Pelindung Manusia

Diposting pada

Video sejumlah gajah ukuran besar terekam membersihkan puing-puing banjir di Aceh viral di media sosial. Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menyebut pelibatan empat ekor gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) dalam upaya pemulihan di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh sudah melalui perencanaan matang serta mempertimbangkan penerapan prinsip kesejahteraan satwa (animal welfare).

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Aceh, Ujang Wisnu Barata, mengatakan sebelum empat gajah jinak diturunkan ke lapangan, tim Balai KSDA Aceh terlebih dahulu melakukan survei menyeluruh terhadap kondisi lokasi, aksesibilitas, tingkat keamanan, dan kebutuhan operasional.

“Keempat Gajah terlatih diangkut menggunakan truk langsir dari tempat tambat menuju lokasi target penanganan, hal ini dilakukan untuk keamanan dan keselamatan Gajah termasuk menghindari stres sebelum mendukung penanganan area terdampak banjir,” ujar Ujang. Demikian dikutip dari Antara, Selasa (9/12/2025).

Hasil survei tersebut menjadi dasar pihaknya untuk penentuan rute, titik kerja, area istirahat gajah. Termasuk pengaturan durasi kerja yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi satwa.

Gajah Memiliki Kemampuan Dalam Penanganan Bencana

Ujang menambahkan, pemanfaatan gajah terlatih untuk penanganan bencana sebenarnya telah diterapkan di beberapa negara Asia termasuk Indonesia saat bencana Tsunami Aceh pada 2004. Hal itu juga menjadi salah satu bentuk guna liman atau pemanfaatan gajah secara lestari dengan prinsip kehati-hatian.

Dikatakannya, gajah memiliki kemampuan yang membuatnya efektif dalam penanganan bencana selama dilakukan secara aman, didampingi mahout/petugas, dan mengedepankan kesejahteraan satwa. Meski memanfaatan gajah untuk pekerjaan berat dan membantu manusia memang lazim di berbagai tempat, tetapi bukan untuk terus dinormalisasi.

Selama gajah tersebut diperbantukan ada tim yang mendampingi seperti delapan orang mahout, personel Polisi Kehutanan (Polhut) Resor, serta dokter hewan lengkap dengan perlengkapan medis lapangan. Seluruh aktivitasnnya juga turut mendapat pengawalan penuh dari unsur kepolisian, sehingga operasional dapat berlangsung tertib, aman, dan terarah.

Pelibatan gajah terlatih merupakan langkah kolaboratif untuk membantu percepatan pemulihan kondisi lingkungan pasca banjir, terutama di wilayah yang sulit dijangkau alat berat. Selain berfokus pada pemulihan, misi ini juga menunjukkan komitmen kuat bahwa penggunaan satwa dalam operasi lapangan harus selalu menghormati dan menjaga kesejahteraannya.

“Ini bukti betapa Gajah bukanlah musuh manusia, jangan rusak habitatnya, jangan ganggu rumah mereka. Karena dalam situasi darurat, saat semua sudah lumpuh, Gajahlah yang akan melindungi manusia,” ujar Ujang.

Kesehatan, Pakan hingga Tempat Istirahat Disiapkan

Sebagai bagian dari komitmen menjaga kesehatan gajah, tim memastikan bahwa area istirahat telah dipersiapkan secara memadai, termasuk ketersediaan pakan yang cukup, suplemen pendukung, serta sistem pemantauan kesehatan yang dilakukan secara berkala.

Kebutuhan air minum satwa juga menjadi perhatian utama. Untuk menjamin kecukupan konsumsi air, tim menyiagakan satu unit mobil slip-on berisi tangki dan selang air yang berjaga setiap saat di lokasi kerja.