Fenomena ‘Rojali’: Masyarakat ke Mal Tapi Tak Berbelanja

Diposting pada

Muncul fenomena baru di mal-mal Indonesia, yang dikenal dengan istilah ‘Rojali’ (rombongan jarang beli). Masyarakat terutama kelas menengah atas cenderung datang ke mal hanya untuk cuci mata tanpa berbelanja.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual, menyampaikan bahwa sejak awal tahun hingga Juni 2025, daya beli konsumen kelas menengah atas yang menggerakkan 70% konsumsi masih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya. Kondisi ini tercermin dari data besar (big data) yang menunjukkan tren konsumsi yang belum menggembirakan.

David membandingkan situasi ini dengan krisis ekonomi 2008. Beberapa pemasok barang mewah, seperti tas branded, merasakan penurunan penjualan serupa kondisi saat krisis dulu.

Akibatnya, masyarakat lebih memilih menempatkan dana mereka pada instrumen investasi yang memberikan bunga menarik, seperti deposito, giro, dan Surat Berharga Negara (SBN) dengan tingkat bunga sekitar 8-9%. Selain itu, investasi dalam emas digital, emas fisik, dan perhiasan juga semakin diminati.

Fenomena ini menggambarkan pergeseran perilaku konsumsi masyarakat yang lebih memilih menabung dan berinvestasi di tengah ketidakpastian ekonomi.