Biro Investigasi Federal (FBI) mengeluarkan peringatan resmi terkait penipuan canggih yang menargetkan mahasiswa asing di Amerika Serikat, khususnya dari negara-negara Timur Tengah.
Skema ini melibatkan penipuan yang menyamar sebagai pejabat pemerintah federal untuk memeras korban dengan alasan status imigrasi yang bermasalah.
Dalam laporan terbaru, FBI menyebut para pelaku menggunakan teknologi canggih untuk membuat panggilan telepon terlihat seolah berasal dari lembaga pemerintah sah seperti Department of Homeland Security (DHS), US Citizenship and Immigration Services (USCIS), atau Homeland Security Investigations (HSI).
“Para penipu menyamar sebagai pejabat pemerintah AS atau negara asing dan mengklaim adanya masalah pada status imigrasi korban, lalu mengeksploitasi ketakutan mereka demi keuntungan finansial,” ungkap FBI.
Mahasiswa dari Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, Qatar, dan Yordania menjadi sasaran utama. Pelaku bahkan memalsukan identitas diplomat dari negara-negara tersebut.
Dalam beberapa kasus, korban diancam akan dideportasi atau visanya dicabut jika tidak segera membayar sejumlah biaya yang disebut sebagai biaya hukum, biaya registrasi universitas, atau denda pelanggaran visa.
Marak Usai Adanya Kebijakan Imigrasi Trump
Penipuan ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran mahasiswa asing akibat kebijakan imigrasi yang semakin ketat. Di beberapa kasus, visa F-1 dicabut hanya karena pelanggaran ringan seperti tilang lalu lintas. Aktivisme pro-Palestina di kampus-kampus pun dilaporkan menjadi alasan lain bagi pemerintah untuk meninjau kembali status visa para mahasiswa.
Kondisi ini menciptakan ketakutan yang dimanfaatkan para penipu untuk menipu korban dengan kedok legalitas.
FBI membagikan beberapa tanda umum dari penipuan ini:
- Komunikasi tanpa diminta: Waspadai telepon atau pesan tiba-tiba dari orang yang mengaku sebagai pejabat pemerintah.
- Situs palsu: Pastikan situs web memiliki domain .gov yang sah.
- Kode autentikasi: Jangan pernah membagikan kode verifikasi dua langkah.
- File mencurigakan: Hindari mengunduh dokumen atau membuka tautan dari sumber yang belum diverifikasi.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Jadi Korban?
Jika Anda merasa menjadi target penipuan:
- Simpan semua bukti komunikasi, termasuk pesan teks dan email.Laporkan ke FBI melalui Internet Crime Complaint Center (IC3).
- Hubungi bank Anda untuk mencoba membatalkan transaksi yang mencurigakan.
- Laporkan ke kedutaan besar negara asal Anda, serta Biro Keamanan Diplomatik di Departemen Luar Negeri AS.
FBI juga menekankan pentingnya memverifikasi identitas penelepon dengan langsung menghubungi lembaga pemerintah terkait, bukan lewat nomor atau tautan yang diberikan oleh penelepon.