Fakta di Balik Gempa Magnitudo 6,4 Guncang Sarmi Papua, Ternyata Ini Pemicunya

Diposting pada

Gempa magnitudo 6,4 mengguncang Sarmi, Papua, pada Kamis 16 Oktober 2025 lalu. Pusat gempa berlokasi di darat 42 Km Tenggara Sarmi dengan kedalaman 16 km.

Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan penyebab gempa diduga berkaitan dengan Sesar Anjak Mamberamo dengan mekanisme sesar naik.

“Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) guncangan gempa bumi ini dirasakan dengan intensitas V MMI (Modified Mercalli Intensity) di Sarmi, III MMI di Jayapura dan II MMI di Wamena, Timika, Nabire. Daerah yang berdekatan dengan pusat gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi (KRBG) tinggi. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena episentrum berada di darat,” Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid di Bandung, Sabtu (18/10/2025).

Analisis Pemicu Gempa

Wafid menjelaskan, morfologi (kondisi) wilayah di sekitar pusat gempa bumi adalah dataran berombak hingga perbukitan. Litologi (bebatuan) penyusun wilayah tersebut berupa Batuan Sedimen berumur Tersier terdiri dari batulanau, batulempung dan konglomerat dengan sisipan lignit, serta Batuan Sedimen Kuarter

Diduga, bebatuan yang telah mengalami pelapukan dan sedimen permukaan berpotensi memperkuat guncangan gempa bumi. Kekerasan batuan permukaan dipengaruhi oleh umur dan jenis batuan. Batuan yang berumur lebih muda atau yang telah mengalami pelapukan mempunyai kekerasan lebih rendah begitu juga sebaliknya.

“Wilayah sekitar pusat gempa bumi diklasifikasikan ke dalam kelas tanah C (tanah sangat padat) dan kelas tanah D (tanah sedang) di bagian tengah, serta kelas tanah E (tanah lunak),” kata Wafid.

Berdasarkan data dari BMKG lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 1,94 derajat LS – 139,03 derajat BT, berjarak 32 km sebelah tenggara Sarmi, Papua, dengan magnitudo M6,6 pada kedalaman 18 km.

Parameter ini diperbarui dengan magnitudo M6,4. Episentrum gempa bumi terletak pada koordinat 2,18 derajat LS – 138,94 derajat BT, atau tepatnya berlokasi di darat 42 Km Tenggara Sarmi, Papua pada kedalaman 16 km.

“Menurut The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, pusat gempa bumi berada pada koordinat 2,168 derajat LS – 138,938 derajat BT, dengan magnitudo M6,5 pada kedalaman 35 km. Berdasarkan GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman, pusat gempa bumi berada pada koordinat 2,17 derajat LS – 138,85 derajat BT, dengan magnitudo 6,5 mw pada kedalaman 11 km,” tutur Wafid.

Masyarakat Diminta Titik Berpotensi Tanag Bergerak

Badan Geologi Kementerian ESDM menerbitkan enam rekomendasi kepada seluruh kelompok masyarakat setempat pasca gempa tersebut. Diimbau menjauhi daerah tebing yang berpotensi terjadi gerakan tanah, terutama saat terjadi hujan.

Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak diikuti oleh bahaya ikutan, seperti retakan tanah, penurunan lahan, likuefaksi dan longsoran. Untuk bangunan di daerah rawan gempa bumi diharapkan dapat mengikuti kaidah bangunan tahan gempa, guna menghindari risiko kerusakan, serta dilengkapi dengan jalur evakuasi.

“Masyarakat diharapkan melakukan pemeriksaan mandiri terkait kondisi bangunan setelah terjadi gempa bumi. Masyarakat diimbau mengamati dan mematuhi rambu evakuasi,” sebut Wafid.

Antisipasi Diri dari Gempa Bumi

Dikutip dari laman resmi BMKG, berikut ini deretan langkah yang bisa dilakukan sebagai antisipasi sebelum, saat, dan setelah terjadi gempa bumi:

Sebelum Terjadi Gempa:

– Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.

– Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

– Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

– Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.

– Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.

– Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa bumi terjadi.

– Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

– Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

– Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa:

– Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

– Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

– Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

– Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

– Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa:

– Jika Anda berada di dalam bangunan, keluar dari bangunan tersebut dengan tertib. Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K, telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

– Periksa lingkungan sekitar Anda. Apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

– Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

– Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

– Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

– Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.