Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional HKTI, Sudaryono, menegaskan bahwa sektor pertanian tengah memasuki fase kebangkitan baru di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Hal itu disampaikan saat membuka Temu Tani Nasional dan Rakernas HKTI ke-11 di BBPMKP Ciawi, Bogor, Rabu (3/12/2025).
Dalam sambutannya, Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar ini menyatakan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, petani menikmati kehidupan yang mulia. Kondisi itu kini kembali dirasakan dalam satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo.
“Rasa-rasanya petani merasakan semacam déjà vu pengalaman baik itu. Ini momen yang tidak terulang, dan inilah alasan mengapa kita berkumpul dalam temu tani dan rakernas hari ini,” katanya.
Komitmen Presiden Prabowo terhadap Sektor Pangan
Wamentan Sudaryono menegaskan bahwa Presiden Prabowo merupakan sosok yang memahami betul penderitaan petani dan menjadikan sektor pangan sebagai prioritas nasional.
“Pak Prabowo ini Presiden yang hatinya baik. Kita tidak boleh membiarkan beliau bekerja sendirian. Kita merasakan manfaatnya, maka kita harus ikut memperjuangkannya,” ujar Wamentan Sudaryono yang juga merupakan anak petani asal Grobogan, Jawa Tengah.
Wamentan Sudaryono juga menyoroti pentingnya peran HKTI yang kini semakin solid dan berada dalam satu arah kebijakan nasional.
“Kalau Anda tidak membuat diri Anda penting dalam fase pangan menjadi prioritas, maka sudah pasti keliru,” ujarnya di hadapan pengurus HKTI, tokoh pertanian, mahasiswa, serta asosiasi sektor pangan dan perkebunan yang hadir.
Lebih lanjut Wamentan Sudaryono mengungkapkan bahwa arah kebijakan negara yang fokus pada ketahanan dan kedaulatan pangan. Ia mengutip konsep teori survival negara dan menjelaskan bahwa untuk bertahan, Indonesia harus swasembada pangan.
“Kalau urusan perut masih bergantung pada negara lain, dalam negosiasi apa pun kita pasti kalah. Maka bangsa ini harus berdaulat di bidang pangan,” tegasnya.
Agenda Besar HKTI
Di hadapan Ketua Dewan Kehormatan HKTI Jenderal (Purn) Moeldoko, Ketua Dewan Pertimbangan HKTI Osman Sapta Odeng, Ketua Komisi IV Titiek Soeharto, serta Menteri Perdagangan Budi Santoso, ia memaparkan bahwa HKTI kini menyatu dan bergerak satu arah.
“Yang mau kerja ayo. Yang ragu-ragu minggir dulu,” ujarnya
Wamentan Sudaryono mengumumkan agenda besar HKTI tahun depan berupa pendidikan dan pelatihan kader pertanian berskala nasional.
“Awal 2026 kita laksanakan pelatihan. Kita sudah hire pelatih-pelatih hebat. Semua asosiasi bergabung, kita Merah Putih, kita Pancasila, kita satu Pak Prabowo,” tegasnya.
Ia menginginkan HKTI menjadi organisasi yang berdampak nyata, bukan sekadar berkumpul tanpa hasil.
“Sekali kumpul harus ada impact-nya. Tahun depan HKTI harus ikut menyumbang besar untuk ekspor pertanian kita,” katanya.
Wamentan Sudaryono menutup pidato dengan penegasan politik kebijakan pangan. Ia menyebut Presiden Prabowo telah menerbitkan 19 peraturan dalam setahun untuk membereskan berbagai keluhan petani, mulai pupuk, irigasi, benih, hingga perbaikan harga jual.
“Hasilnya sudah dirasakan para petani di seluruh Indonesia. Maka kita tidak boleh tinggal diam,” tegasnya.
Ia mengajak HKTI dan seluruh pemangku kepentingan pertanian untuk aktif membela kebijakan pertanian pemerintah.
“Gunakan visi kita, mulut kita, suara kita, jempol kita, kegiatan kita untuk mendukung satu barisan di belakang Presiden Prabowo Subianto,” katanya lantang.










